Kesuksesan Marko Simic di Indonesia bersama Persija Jakarta bukan kisah membanggakan di Kroasia. Di sana ada lebih banyak pesepakbola yang sukses.
Sebut saja Luka Modric, Ivan Perisic, ataupun Dejan Lovren. Simic hidup di dunia yang berbeda 180 derajat dengan pemain-pemain Kroasia yang satu generasi dengannya itu.
Media Kroasia, Jutarnji, mengangkat kisah kesuksesan Simic di Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan Simic dan menarik perhatian mereka adalah jutaan pengikut sang pemain di Instagram.
"Mereka memanggilnya (Simic) Prince of Persija, ia tinggal dan bekerja di Indonesia. Tapi kini kami di Plaza Jelacic di Zagreb," buka tulisan Jutarnji tentang Simic.
"Kami tak pernah melihatnya di dunia nyata, melainkan lewat foto-fotonya di Instagram. Dia punya sekitar 1,1 juta pengikut," lanjut tulisannya.
Sebenarnya Simic bukan sosok yang betul-betul asing di jagat sepakbola Kroasia. Namanya pernah menghiasi Timnas Kroasia U-21 di ajang Kualifikasi Piala Eropa U-21 2011.
![]() |
Saat itu Simic bermain satu tim dengan pemain-pemain beken macam Lovren, Perisic, Ivan Rakitic, hingga Domagoj Vida. Namun takdir mereka berbeda kini sudah jauh berbeda.
Nama-nama di atas terus berkarier di klub-klub top Eropa. Sementara Simic mesti berkelana ke klub-klub semanjana di Polandia, Hungaria, Slovenia.
Sampai akhirnya klub Vietnam, Binh Duong, merekrutnya pada 2015. Sejak saat itu Simic terus berkarier di Asia Tenggara bersama klub-klub Malaysia hingga akhirnya berlabuh di Indonesia untuk gabung Persija pada 2018.
"Rejected Europe," atau jika diartikan secara harfiah adalah pemain yang ditolak atau gagal di Eropa. Begitu Jutarnji mendeskripsikan Simic.
"Marko Simic mungkin adalah pemain Kroasia paling terkenal namun tidak kamu ketahui (di Kroasia). Ia relatif tak dikenal di sini, meski sebenarnya ia lebih besar dibanding Luka Modric," tulis Jutarnji.
"Dia punya brand sports sendiri seperti CR7 (brand milik Cristiano Ronaldo) yakni SS9 yang mengacu ke nomor punggung dan julukan Super Simic," tulis media Kroasia tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini pemain berusia 32 tahun itu telah menyumbang 76 gol buat Persija di berbagai ajang resmi dan persahabatan. Statistik itu membuat Simic percaya diri layak disandingkan dengan penyerang macam Robert Lewandowski atau Zlatan Ibrahimovic.
Hanya saja ia sadar dengan statusnya sebagai pemain Persija yang relatif tak dikenal di Kroasia dan Eropa. Karena alasan itu pula Simic tak muluk-muluk berharap dipanggil Timnas Kroasia dengan modal statistiknya itu di Persija.
"Belum lama saya juga baru bicara dengan Dalic (Zlatko Dalic, pelatih Timnas Kroasia), ia cerita betapa orang tak menganggap saya yang cuma bermain di Asia. Ia adalah pelatih saya di Kroasia U-21 dan ia masih ingat saya serta masih menjalin hubungan baik dengan saya," cerita Simic.
"Dia mengucapkan selamat atas kesuksesan saya (di Indonesia)," ujarnya menambahkan.
![]() |
Bisa dibilang, Simic sudah melupakan mimpinya untuk memperkuat Timnas Kroasia senior. Ia kini pun membuka peluang untuk mendapat paspor Indonesia.
Ada keinginan dari lubuk hatinya untuk memperkuat Timnas Indonesia suatu saat nanti. Paspor Indonesia juga bisa berguna buatnya untuk berkarier di seantero Asia.
"Mungkin saya bisa mendapat paspor Indonesia dan main buat Timnas. Itu juga bagus buat saya untuk bisa bermain di klub Asia manapun," tuturnya.
"Itu sesuatu yang bagus untuk keuangan keluarga saya. Saya mungkin akan mempertimbangkan kalau ada tawaran dari Dubai, Qatar, atau China. Namun yang pasti saya juga ingin mengakhiri karier di Persija," ucapnya menegaskan.
(aff/aff)