Maaf Inter, Nainggolan Tak Bisa Move On dari Roma

Maaf Inter, Nainggolan Tak Bisa Move On dari Roma

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 27 Apr 2020 00:01 WIB
MILAN, ITALY - JANUARY 21:  Radja Nainggolan of AS Roma gestures during the Serie A match between FC Internazionale and AS Roma at Stadio Giuseppe Meazza on January 21, 2018 in Milan, Italy.  (Photo by Emilio Andreoli/Getty Images)
Radja Nainggolan semasa berseragam AS Roma. (Foto: Emilio Andreoli/Getty Images)
Jakarta -

Radja Nainggolan secara terbuka mengaku lebih merasakan sedihnya meninggalkan AS Roma ketimbang kegembiraan gabung Inter Milan. Ia selalu ingin kembali ke Roma.

Nainggolan meninggalkan Roma untuk gabung Inter pada musim panas 2018 lalu. Transfer senilai 38 juta euro (24 juta euro plus dua pemain dengan nilai setara 14 juta euro) itu mengakhiri masa 4,5 tahun Nainggolan di ibukota Italia.

Ia tak memenangi gelar bersama Roma, tapi menjadi salah satu pemain terfavorit di kalangan suporter. Salah satu momen yang paling mengikatnya dengan I Lupi dan suporternya adalah ketika membawa Roma ke semifinal Liga Champions 2017/2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baginya, itu hanya satu dari banyak momen manis di Roma, yang membuatnya begitu sulit move on. Gelandang 31 tahun itu yang kini sedang dipinjamkan Inter ke Cagliari itu akan selalu dengan senang hati kembali memperkuat Roma.

"Saya tak ingin menepikan apapun dari fans Inter, tapi kalau Anda bertanya apakah saya merasa lebih senang bisa gabung Inter atau lebih sedih telah meninggalkan Roma, saya akan bilang bahwa saya merasa lebih sedih sudah pergi dari Roma," katanya dalam live di Instagram, seperti dikutip Football Italia.

ADVERTISEMENT

"Soal apakah saya ingin kembali ke Roma, ya, saya ingin. Kalau kondisinya tepat, saya akan kembali. Saya menjalani tahun-tahun yang indah bersama mereka. Itu klub yang mencintai saya, yang saya cintai, dan saya sudah berikan segalanya."

"Saya merindukan segala hal soal Roma. Baru-baru ini saya menonton kembali pertandingan melawan Barcelona dan, ketika saya mendengar anthem klub, saya menuliskan banyak hal di grup (pemain). Pengalaman itu masih bikin saya merinding."

"Segalanya berjalan begitu natural buat saya di Roma, sehingga saya merindukan semuanya, hal-hal yang sudah terjadi bersama mereka. Jadi kita lihat saja, pintu selalu terbuka," ujarnya.




(raw/rin)

Hide Ads