Fernandinho jadi salah satu pemain yang pernah mengalami pergeseran posisi. Ia jadi solusi Pep Guardiola kala Manchester City krisis di posisi bek tengah.
Fernandinho menjadi 'korban' krisis bek tengah yang sempat dialami Man City musim ini. Itu setelah Aymeric Laporte mengalami cedera lutut pada September tahun lalu dan harus absen hingga Januari.
City memang kekurangan pemain di sektor itu. Selain Laporte, praktis hanya ada John Stones dan Nicolas Otamendi yang cukup mumpuni di sana. Pekerjaan rumah makin berat ketika Stones juga beberapa kali cedera cukup lama, salah satunya pada rentang September hingga Oktober.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bobroknya Pertahanan Manchester City |
Manajer Man City Pep Guardiola mau tak mau harus mengutak-atik tim, hingga akhirnya Fernandinho yang berposisi asli sebagai gelandang, digeser jadi bek tengah. Fernandinho pun cerita bagaimana menantangnya bermain sebagai palang terakhir sebelum lawan menghadapi kiper.
"Saya rasa tantangan terbesar pindah ke posisi bek tengah buat saya adalah, sebagai gelandang, Anda terbiasa banyak berlari di depan. Anda bertarung di tengah, bisa kehilangan atau memenangi bola," katanya dikutip Sky Sports.
"Tapi di posisi bek tengah, Anda punya banyak ruang di belakang, antara bek tengah dan kiper, dan Anda harus memperhatikan betul bahwa kebanyak tim yang melawan kami mengincar dengan bola-bola terobosan ke belakang barisan empat bek."
"Buat saya, pada awalnya, agak sedikit aneh beradaptasi dengan itu, tapi setelah itu sih saya bisa melakukannya," imbuh pemain 34 tahun itu.
Tapi buat Man City, menggeser Fernandinho ke posisi bek juga bukannya tanpa konsekuensi. Mereka kehilangan jangkar andalan yang menjadi filter serangan sebelum lawan mencapai pertahanan.
Hal ini yang jadi salah satu penyebab banyaknya gol yang bersarang ke gawang Man City. Juara bertahan Liga Inggris itu sudah kemasukan 31 gol dari 28 laga, setelah musim lalu cuma kemasukan 23 gol sepanjang musim.
(raw/krs)