Di Shopee Liga 1 2020, Pesepakbola Ini Serasa Pemain Premier League

Di Shopee Liga 1 2020, Pesepakbola Ini Serasa Pemain Premier League

Muhammad Robbani - Sepakbola
Jumat, 29 Mei 2020 19:10 WIB
Adam Mitter
Di Shopee Liga 1 2020, Pesepakbola Ini Serasa Pemain Premier League (Instagram/adammitter5)
Jakarta -

Pemain Persiraja Banda Aceh, Adam Mitter, baru tiga kali bermain di Shopee Liga 1 2020. Namun itu sudah membuatnya merasakan antusias sepakbola Indonesia.

Pemain asal Inggris itu didapuk menjadi kapten Persiraja Banda Aceh meski baru pertama kali main di Indonesia. Ia selalu bermain sebagai starter dalam tiga laga perdana bersama Persiraja.

Meski baru seumur jagung, Adam, sudah bak menjadi pesohor lapangan hijau di kalangan suporter Persiraja. Orang-orang di Aceh banyak yang mengenalnya dan tak jarang meminta tanda tangan atau sekedar berfoto bersama.

"Saya pernah membeli kopi, lalu ada seorang pria, gugup. Dia bilang, 'ini adalah hari terbaik dalam hidup saya, saya tak percaya bisa mendapat kesempatan bertemu anda'," kata Adam Mitter mengenang perjumpaannya dengan penggemar, dikutip dari The Guardian.

"Momen itu menyadarkan saya betapa sepakbola begitu berarti buat orang-orang ini. Saya pun termotivasi untuk mempersembahkan hasil-hasil positif buat mereka," ujarnya menambahkan.

"Ketika kami berjalan di jalanan, orang-orang siapa kami dan itu membuat sensasi seperti menjadi pemain Liga Inggris," katanya lagi.


[Gambas:Instagram]





SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Pertandingan debut Adam bersama Laskar Rencong terjadi pada laga kandang melawan Bhayangkara FC, 14 Maret lalu. Saat itu ada lebih dari 20 ribu penonton yang memadati Stadion Harapan Bangsa, di Banda Aceh.

Kemudian Persiraja dua kali menjalani laga tandang melawan Madura United dan Persik Kediri. Laga melawan Persik di Stadion Brawijaya, Kediri, dihadiri oleh 11 ribu pasang mata.

Dua pertandingan itu membuat pemain berusia 27 tahun menyadari hasrat besar orang Indonesia terhadap sepakbola. Sampai-sampai ia menyebut kondisi ini tak jauh berbeda dengan bermain di Inggris.

"Saya punya banyak teman yang main di Inggris, mulai dari Premier League hingga League Two (kasta keempat sepakbola Inggris); dan sekarang saya di Indonesia," tutur pemain kelahiran 1992.

"Mereka (rekannya pemain-pemain dari Inggris) sudah tahu tentang hasrat orang Indonesia terhadap sepakbola dan mereka sangat tertarik. Kami bisa menjalani gaya hidup fantastis dan bermain sepakbola dengan atmosfer seperti di Championship (kasta kedua Inggris) dan Liga Inggris," ucapnya.

"Saya kira banyak orang Inggris sudah membuka mata mereka dan tersadar bahwa bukan cuma Inggris yang punya atmosfer sepakbola seperti itu. Ada banyak negara lainnya, sebuah pengalaman berbeda yang bisa kami nikmati," katanya lagi.

(Halaman selanjutnya, cerita karir Adam Mitter)



Buat pemain Inggris, Indonesia tentu bukan destinasi terbaik untuk menjalani karier sepakbola. Baik itu secara level sepakbola itu sendiri hingga standar gaji yang tentu berbeda jauh.

Namun Adam sadar diri, tak semua pemain Inggris bisa bersinar di kampung halamannya sendiri. Ia tak masalah mencari penghidupan di negara-negara lain yang relatif asing buat orang Inggris.

Faktanya, Indonesia memang bukan negara Asia Tenggara pertama yang ia kunjungi. Sebelumnya, Adam sudah pernah bermain di Filipina dan Singapura.

Di luar Asia Tenggara, ia juga pernah bermain di India bersama klub Fateh Hyderabad.



Pemain berposisi bek tengah tengah itu cuma pernah main di klub-klub semenjana Inggris seperti Kettering Town, Warrington Town, atau Barrow. Tak sukses di Inggris, Adam memilih melanglang buana dengan gabung klub Swedia, Ange IF, pada 2013.

Kemudian Adam memulai petualangannya di Asia dengan gabung klub Filipina, FC Meralco, pada 2016. Sejak saat itu, praktis kariernya terus berlanjut di Asia.

"Sikap saya adalah, ingin melihat dunia, apalagi kita cuma hidup sekali. Saya sangat beruntung bisa bepergian lintas negara," ujarnya.

"Saya pernah bermain lama di Asia, Kanada, Australia juga. Itu beberapa tempat yang banyak diinginkan orang untuk dikunjungi. Dan beruntungnya saya dibayar datang ke sana untuk melakukan apa yang saya senangi," ucapnya.


[Gambas:Instagram]





Semua kisah manis di atas tak pernah diharapkan Adam. Setiap kali datang ke negara baru, Adam, selalu bertekad untuk mempelajari kultur dan gaya hidup masyarakat setempat.

Jika merasa tak cocok, ia tak segan untuk meninggalkan tempat itu. Sejauh ini, Adam, tak pernah merasa menyesal datang ke negara-negara yang pernah dikunjunginya.

"Pikiran saya sangat terbuka dan selalu ingin mencoba melakukan yang terbaik dalam setiap situasi. Beberapa tempat pastinya sulit untuk memulai hidup baru. Saya selalu mencoba melihat empat minggu pertama di tempat baru, lalu baru memikirkan keputusan," kata Adam.

"Karena pada akhirnya saya selalu bisa untuk memesan tiket pulang ke rumah jika tak sesuai harapan. Tapi beruntungnya saya tak pernah menyesali tempat-tempat yang pernah saya kunjungi sebelumnya," tuturnya.

"Soal pengalaman saya sejauh ini, Indonesia adalah yang terbaik soal atmosfer pertandingan. Stadion bisa terisi 40-50 ribu penonton, terasa main di Liga Inggris," katanya lagi.



Sudah menjadi rahasia umum kalau klub selalu bercerita tentang fanatisme di Indonesia kala mengajak pemain asing bergabung. Hal itu juga yang ditawarkan Persiraja kepada Adam.

"Sejak main di Indonesia, sosial media saya meledak. Benar-benar sulit dipercaya bisa main di Indonesia, bermain dengan banyak fans dan itulah alasan utama saya datang ke sini," ucapnya.


Hide Ads