Jordan Henderson tak pernah melupakan rasa sakit karena kalah di final lebih dari satu kali. Tapi pengalaman itu yang membuat Liverpool tangguh seperti saat ini.
Liverpool meraih kesuksesan besar dalam beberapa musim terakhir. Setelah menjuarai Liga Champions 2018/2019, The Reds memenangi Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
Tak cuma itu, Liverpool juga berada di ambang juara Premier League. Tim arahan Juergen Klopp itu tinggal butuh dua kemenangan lagi untuk mengakhiri puasa gelar liga yang sudah berlangsung selama 30 tahun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebelum sampai pada titik ini, Liverpool pernah beberapa kali menelan pil pahit. Sebelum sukses di final Liga Champions 2018/2019, Liverpool selalu kalah dalam tiga final yang dicapai bersama Klopp.
Seperti diketahui, Liverpool dikalahkan Real Madrid di final Liga Champions 2017/2018. Pada 2016, Liverpool tumbang di final Liga Europa dan Piala Liga Inggris.
"Itu adalah faktor besar. Bukan cuma final 2018, tapi final-final sebelumnya yang kami mainkan, juga final Liga Europa melawan Sevilla, Piala Liga Inggris di mana kami kalah dari Manchester City," ujar Henderson seperti dilansir Mirror.
"Anda belajar dari semua itu dan memberi Anda rasa lapar yang lebih besar untuk memperbaikinya."
"Setiap kali kami menghadapi kesulitan, kami bangkit dalam cara yang sangat bagus," kata kapten Liverpool itu.
(nds/cas)