Jakarta - Jatuhnya helikopter bos Leicester City menambah deret kecelakaan penerbangan di dunia sepakbola. Sebelumnya sudah ada sederet tragedi serupa terjadi.
Bos Leicester dan Tragedi Kecelakaan Pesawat di Sepakbola

Tragedi pesawat pertama yang menimpa tim sepakbola adalah Tragedi Superga di tahun 1949. Pesawat yang membawa skuat Torino jatuh saat baru lepas landas di bukit Superga yang menewaskan seluruh anggota skuat, pelatih, dua jurnalis, dan empat awak pesawat termasuk pilot. (Keystone/Hulton Archive/Getty Images)
Pada tahun 1968, tragedi mengenaskan lainnya terjadi ketika pesawat British Airways yang membawa skuat Manchester United terjatuh di runway bandara Munich. MU asuhan Matt Busby kala itu kehilangan cukup banyak pemain. Bobby Charlton jadi salah satu yang selamat. Mereka sedang transit usai penerbangan dari Belgrade di ajang Piala Champions. (Keystone/Getty Images)
Beberapa Pesawat Dragon Rapid yang disewa Federasi Sepakbola Denmark membawa skuat timnas yang dipersiapkan untuk Olimpiade. Tapi, niatan untuk berlaga ujicoba tak terwujud karena salah satu pesawat terjatuh saat takeoff dan menewaskan delapan pemain di dalamnya. (Istimewa)
Tragedi pesawat lainnya di tahun 1961 saat tim lokal CD Green Cross menjadi korban saat pesawat terjatuh di bukit La Gotera. 24 penumpang pesawat (termasuk awak) tewas di tempat. (Istimewa)
Pesawat LAN Chile 107 yang membawa 87 orang termasuk awak kabin terjatuh di San Jose Volcano, sebuah daerah di Chile, 6 Februari 1965. Ada 22 penumpan yang tewas merupakan anggota tim lokal Antonio Varas. (Istimewa)
Pada 2 September 1969, terjadi tragedi jatuhnya pesawat di Viloco, Bolivia, yang membawa klub lokal The Strongest. 17 pemain dan tiga staff semua jadi korban dalam kecelakaan itu. (Istimewa)
Pada 11 Agustus 1979, tim asal Uzbekistan, FC Pakhtakor, jadi korban jatuhnya pesawat Aeroflot di daerah Dniprodzerzhynks, salah satu bagian Uni Soviet. Seluruh anggota tim tewas. (Istimewa)
Pada 8 Desember 1987, tim asal Peru Alianza Lima juga jadi korban kecelakaan pesawat. 43 penumpang di pesawat sewaan itu tewas ketika menghantam air Samudera Pasifik. (Istimewa)
Pada 7 Juni 1989, pesawat Surinam Airways yang membawa 178 penumpang mengalami kecelakaan di mana 18 pemain asal Suriname dan Belanda menjadi korban. Tiga di antaranya selamat namun harus pensiun dini. Ke-18 pemain itu rencananya akan menjalani laga eksebisi di Suriname. (Istimewa)
Tragedi besar lainya menimpa Timnas Zambia pada 27 April 1993. Zambia yang hendak menghadapi Senegal di Dakar untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 1994 harus kehilangan seluruh anggota timnas setelah pesawat jatuh ke Samudera Atlantik. Kesalahan pilot yang mematikan salah satu mesin ditenggarai sebagai penyebabnya. (Simon Bruty/Getty Images)
Pada 28 November 2016, pesawat yang membawa klub Brasil, Chapecoense, terjatuh di Medellin, Kolombia. Chapecoense, finalis Copa Sudamericana 2016, itu harus kehilangan 19 pemain, 14 staf pelatih, sembilan petinggi klub, dan empat jurnalis Brasil. Ada tiga pemain Chapecoense yang selamat dari tragedi itu. (REUTERS/Diego Vara)
Akhir pekan kemarin, dunia sepakbola berduka ketika helikopter yang membawa pemilik Leicester City Vichai Srivaddhanaprabha terjatuh di dekat King Power Stadium tak lama setelah takeoff. Sehari setelahnya, Vichai dipastikan jadi salah satu korban jiwa tragedi itu. (Getty Images)