Sepanjang karirnya di timnas Italia, Baggio tercatat tiga kali tampil di Piala Dunia. Partisipasi pertamanya adalah di kandangnya sendiri pada tahun 1990, Amerika Serikat tahun 1994 dan Prancis 1998.
Tak ada hasil maksimal berupa sukses mengangkat trofi juara dirasakan mantan bintang Juventus tersebut di tiga edisi Piala Dunia itu. Nasibnya justru sangat nahas, karena seluruh kegagalan yang dialami datang dari adu penalti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baggio, yang baru memunculkan kontrovesi menyusul kepindahannya dari Fiorentina ke Juventus, baru dimainkan saat laga masuk babak extra time. Dalam posisi sama kuat 1-1, dia menggantikan Gianluca Vialli.
Baggio sesungguhnya bisa menyumbang gol saat pertandingan masuk periode adu penalti. Namun dia, dan skuad Italia, harus merasakan pahit terdepak dan gagal masuk final karena Roberto Donadoni dan Aldo Serena gagal menjebol gawang Albiceleste. Italia kalah 3-4.
Tahun 1994 kejadian serupa terulang, Italia gagal jadi juara karena kalah lewat adu penalti. Untuk edisi ini kejadiannya malah lebih menyakitkan karena terjadi di grand final saat menghadapi Brasil.
Tampil sebagai eksekutor kelima yang wajib mencetak gol demi menjaga kans, setelah Franco Baressi dan Daniele Massaro gagal, Baggio membuat kecewa publik Italia. Berhadapan dengan kiper Claudio Taffarel, sepakan Baggio melayang tinggi di atas mistar. Tim Samba pun menjadi juara untuk kali keempat setelah menangn 3-2.
Di Prancis 1998 Italia kembali harus merasakan pahit terdepak lewat adu penalti. Menghadapi tuan rumah di babak delapan besar, Gli Azzurri, yang masih diperkuat Baggio, kalah dengan skor 3-4.
Baggio lagi-lagi menjadi salah satu aktor dalam drama adu penalti tersebut. Maju sebagai eksekutor pertama, sepakan pesepakbola yang total memiliki 56 caps itu sukses memperdaya Fabien Barthez. Adalah ketidakmampuan dari Luigi Di Baggio serta Demitrio Albertini yang membuat Italia bertekuk lutut dan gagal melangkah ke semifinal. (din/a2s)











































