Menurut Nielsen Company Indonesia, final yang dimenangi oleh Spanyol itu hanya disaksikan oleh 2,4 juta penonton saja. Jumlah terbanyak sendiri dipegang oleh partai Jerman vs Argentina yang ditonton oleh 5,8 juta pemirsa, sementara posisi kedua dicatat parta Belanda lawan Brasil dengan 5,6 juta penonton. Kedua laga ada di babak delapan besar.
"Kemenangan Spanyol atas Belanda dalam laga Final Piala Dunia lalu disaksikan oleh 2,4 juta pemirsa televisi di 10 kota besar Indonesia," kata Corporate Marketing & Communication Nielsen Company Indonesia Maika Randini di Menara Mayapada, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (14/7/2010).
Memasuki babak 16 besar hingga final, Piala Dunia masih mendominasi perolehan jumlah penonton terbanyak walau program sinetron yang diudarakan pada jam tayang mulai kembali unjuk gigi.
"Hal ini dimungkinkan karena setelah babak penyisihan grup, mayoritas pertandingan tayang pada dini hari, di mana potensi penontonnya lebih kecil daripada di jam tayang utama," ujarnya.
Pada babak 16 besar, rata-rata jumlah penonton TV mencapai 3 juta per pertandingan. Namun, dengan disiarkan babak semifinal di dini hari, jumlah penonton rata-rata hanya 1,5 juta per pertandingan.
"Sementara perebutan tempat III yang juga disiarkan dinihari kembali merebut perhatian pemirsa dengan rata-rata hampir 2,5 juta orang," imbuhnya.
Dengan bertambahnya jumlah pemirsa, jam menonton piala dunia pun bertambah terutama di babak delapan besar. Rata-rata pemirsa TV menonton tujuh menit lebih lama dibandingkan dengan babak 16 besar, menjadi rata-rata 1 jam.
Lamanya menonton sempat berkurang di babak semifinal dengan 42 menit dan babak perebutan posisi III dengan 47 menit. "Namun, jam menonton kembali bertambah saat mereka menyaksikan final Spanyol versus Belanda, yaitu rata-rata 1 jam 7 menit," ujarnya.
Didominasi oleh laki-laki, mayoritas pentonton di babak 16 besar hingga semifinal berusai 30 tahun ke atas dari keluarga kelas menengah ke bawah. Tetapi saat Jerman dan Uruguay memperebutkan posisi III, terlihat ada tambahan penotnon remaja (usia 15-19 tahun) dan segmen kelas atas lebih dominan.
"Sementara di laga final mayoritas penonton berusia 20 tahun ke atas dari keluarga kelas atas," imbuhnya.
(ang/krs)