Sao Paulo Menyajikan Sejarah Panjang Sepakbola Brasil

Laporan dari Brasil

Sao Paulo Menyajikan Sejarah Panjang Sepakbola Brasil

- Sepakbola
Minggu, 06 Jul 2014 14:34 WIB
Detiksport/Kris Fathoni W
Sao Paulo - Sebagai negerinya sepakbola, Brasil juga punya museumnya. Emosi, sejarah, dan hiburan berpadu di museum sepakbola tersebut, membuat para pengunjungnya niscaya terpesona.

Sao Paulo's Museu do Futebol, atau Museum Sepakbola Sao Paulo terletak di Estadio do Pacaembu, stadion yang pada tahun 1950 lampau juga pernah menggelar beberapa laga Piala Dunia. Lokasinya ada di Charles Miller square, yang terbilang masih berada di sekitaran pusat kota Sao Paulo.

Memasuki museum tersebut, pengunjung sebelumnya akan diingatkan agar tak boleh mengambil foto dengan flash atau blitz. Setelah itu dinding-dinding tinggi yang diselubungi oleh pelbagai gambar, foto, karikatur, dan maskot yang mewarnai sejarah panjang persepakbolaan Brasil, langsung menyambut kedatangan para pengunjung museum tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Naik eskalator ke lantai dua ada sosok legenda hidup sepakbola Brasil, Pele, yang menyambut para pengunjung di layar televisi seukuran tubuh orang dewasa. Beralih dari Pele, pengunjung diarahkan ke sebuah ruangan minim pencahayaan. Di sini, siap-siap dipukau dengan gambar raksasa 25 pemain top Brasil dari sejumlah kurun waktu yang muncul bergantian lewat hologram. Dentuman musik yang mengalun perlahan nan ritmis menambah sensasi tersendiri menyaksikan gambar-gambar hologram itu.



Berjalan sedikit, pengunjung juga bisa melihat gol-gol dari pemain top dalam sejarah persepakbolaan Brasil di 10 booth layar yang terletak di tengah ruangan. Sedangkan di sisi kanan terdapat sembilan booth di mana para pengunjung bisa duduk dan memilih audio berisikan komentar siaran radio pertandingan sepakbola di Brasil, dari 15 periode tahun berbeda.

Beralih maju, pengunjung akan mendapati dirinya berada di pojok ruangan yang juga masih amat gelap dan sunyi--sampai-sampai detikSport mendapati pasangan muda-mudi yang sedang asyik berciuman di sini. Namun, suasana langsung berubah hiruk-pikuk di lantai berikutnya. Inilah ruangan khusus yang dipersembahkan untuk para suporter di Brasil.

Dalam proyeksi video layar besar di ruangan ini dimunculkan sejumlah situasi ketika para suporter sedang merayakan gol dari tim kesayangannya. Riuh-rendah teriakan kegirangan suporter yang berpadu dengan irama Samba bertalu-talu dari tayangan tersebut dipancarkan dengan sempurna oleh sistem audio di ruangan ini, membuat para pengunjung seperti sedang benar-benar berada bersama kerumunan suporter di stadion.

Berikutnya pengunjung dibawa untuk melihat sejarah perkembangan sepakbola di negeri Samba dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh foto-foto dokumentasi dan beberapa video singkat.



Di sebuah ruangan setelahnya digambarkan sebuah episode getir dari sepakbola Brasil, yakni ketika tuan rumah kalah 1-2 dari Uruguay di final Piala Dunia 1950 meski amat diunggulkan--dikenal dengan nama Maracanazo. Ruangan ini diselubungi tirai hitam dan tayangan video yang diputar pun memberikan efek dramatis dengan degup jantung yang terdengar makin lama seperti akan berhenti berdetak.

Akan tetapi, setelah itu hadir nuansa berbeda seiring dengan keberhasilan Brasil unjuk gigi di Piala Dunia. Dalam sebuah ruangan yang berisikan sejumlah pilar yang ditempeli bingkai dan layar-layar, tercatatlah perjalanan sejarah Piala Dunia khususnya keberhasilan Selecao menjuarai lima gelaran Piala Dunia. Menariknya, gambar gelaran-gelaran Piala Dunia pada masing-masing tahunnya juga dikombinasikan dengan aneka visualisasi lain sehubungan dengan tahun tersebut. Patung wajah Pele dan Garrincha di pojok ruangan kemudian mengiringi perjalanan para pengunjung museum ke ruangan berikutnya.



Setelah menyeberang ke bagian sayap lain stadion, pengunjung museum akan dapat melihat sejumlah trivia sepakbola, data-data singkat yang menarik, evolusi bola dan sepatu, dan lain-lain. Asyiknya, para pengunjung juga bisa menyelami asyiknya sepakbola lewat permainan Soccer Table, adu juggling secara virtual melawan Neymar, atau adu penalti lawan kiper virtual.



Museum yang dibuka pada tahun 2008 ini juga kian menarik karena cuma membanderol harga tiket 6 Real Brasil (sekitar Rp 33 ribu) untuk pengunjung dewasa dan setengahnya untuk pelajar, sedangkan guru dan anak di bawah 7 tahun bisa masuk dengan cuma-cuma. Untuk yang tongpes alias kantong kempes tiket masuk bahkan digratiskan setiap hari Sabtu. Menarik, kan?

(krs/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads