Porto keluar sebagai juara Liga Europa setelah mengalahkan Sporting Braga 1-0 dalam partai final yang dipanggungkan di Aviva Stadium, Dublin, Kamis (19/5/2011) dinihari WIB.
Sukses Porto ini menjadi catatan tersendiri buat Villas-Boas karena bos Os Dragoes berusia 33 tahun itu kini menjadi pelatih termuda yang pernah menjuarai sebuah kompetisi antar klub Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosok Villas-Boas ini sangat mengundang perhatian, tidak cuma karena usianya yang masih muda, tetapi juga karena sosok bernama lengkap Luis Andre de Pina Cabral e Villas-Boas itu juga relatif tidak berpengalaman.
Saat ia dipilih sebagai pengganti Jesualdo Ferreira sebelum musim ini bergulir, banyak yang meragukan namanya. Maklum, Villas-Boas tidak datang dengan sejarah meyakinkan berupa karir membesut tim-tim besar.
Villas-Boas juga tidak pernah mengecap karir sebagai pesepakbola. Sejak awal, saat ia masih berusia belasan tahun, Villas-Boas sudah 'memilih' jalan untuk menjadi pelatih sepakbola.
Di usia belia, Villas-Boas mendapat pengalaman dengan menjadi pemandu bakat buat manajer Porto saat itu, Sir Bobby Robson. Ia kemudian semakin tertempa saat mengasisteni Jose Mourinho di Porto serta saat sang patron hijrah ke Chelsea dan Inter Milan.
Oktober 2009, Villas-Boas memutuskan keluar dari bayang-bayang Mourinho dan bekerja sebagai manajer Academica Coimbra. Villas-Boas menunjukkan sentuhan emasnya ketika membawa Academica ke posisi 11 dari awalnya merupakan tim posisi terbawah.
Selanjutnya, nama Villas-Boas bagai menjadi 'jaminan' datangnya prestasi. Tiga trofi sudah dikumpulkan dan satu lagi, gelar Piala Portugal, masih dalam kejaran saat Porto bertemu Vitoria Guimaraes, 22 Mei mendatang.
(arp/krs)