Relasi Tak Biasa Drogba-Mourinho

Liga Champions

Relasi Tak Biasa Drogba-Mourinho

- Sepakbola
Selasa, 25 Feb 2014 16:16 WIB
Relasi Tak Biasa Drogba-Mourinho
Christopher Lee/Getty Images
Jakarta - Hubungan Didier Drogba dengan Jose Mourinho lebih dari relasi yang biasa dipunya manajer dengan pemainnya. "Orang bilang Mourinho menyukaiku, aku adalah anaknya. Tapi jika tidak bagus, aku tetap dicadangkan," kenang Drogba.

Untuk kali kedua setelah meninggalkan Chelsea, Drogba akan kembali berhadapan dengan Mourinho saat Galatasaray berhadapan dengan The Blues pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Reuni pertama mereka terjadi tahun lalu, juga di Liga Champions saat Mourinho masih menjabat sebagai pelatih Real Madrid.

Mourinho selama ini dikenal punya loyalitas tinggi dan pertalian yang erat dengan pemain-pemainnya. Di Inter Milan dia diketahui sangat dekat dengan dengan Wesley Sneijder, dan menangis bersama Marco Materazzi saat mengucap perpisahan dengan klub tersebut. Tapi dengan Drogba, pria asal Portugal itu punya kisah yang lebih spesial lagi. Lebih dari relasi yang biasa dipunya manajer dan pemainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memanggilnya daddy (ayah). Saya tidak tahu soal seluruh pemain, tapi dia melakukan banyak hal untuk saya selama momen di mana saya banyak mendapat kritik. Dia mendukung saya, menolong saya. Dia mengontrak saya untuk bermain di Chelsea dan melakukan segalanya," sahut Drogba beberapa waktu lalu.

Disebut Drogba, Mourinho sudah memberi kesan khusus yang sangat kuat sejak pertama mereka bertemu. Masih menjadi bintang muda yang baru bersinar di Marseille, Drogba awalnya ragu saat diajak Mourinho bergabung dengannya di Chelsea. Namun The Special One akhirnya berhasil memastikan kalau Premier League adalah tempat yang tepat untuknya. Sebagaimana sejarah sudah mencatat striker Pantai Gading itu meraih sukses besar di Stamford Bridge.

"Pada tahun di mana saya pergi ke Chelsea, itu merupakan kali pertama saya bermain di Liga Champions dan merupakan tahun kedua saya di divisi teratas Liga Prancis, jadi saya tidak yakin. Lalu orang ini datang dan berkata 'Kamu harus ikut bersama saya. Saya akan membuatmu menjadi striker terbaik di Premier League," kenang Drogba dalam wawancaranya dengan Daily Mail.

"Saya membayangkannya. Tentu saja saya ingin menjadi salah satu yang terbaik. Tapi saya masih muda. Itu rasanya bermain dengan risiko. Saya tak ingin meninggalkan Marseille; saya raja di sana. Bertahan akan jadi pilihan yang aman. Tapi Mourinho bilang 'Kamu harus bermain untukku. Aku akan menjadikannya penyerang terbaik di Premier League'."

"Saya terkesan. Saya melihat orang yang sangat percaya diri. Dan dari apa yang saya lihat di Porto, saya pikir mungkin saya harus mempercayainya. Saya ingin menjadi seperti striker yang dia punya di Porto. Jadi saya putuskan saya akan pergi dengannya," lanjut striker yang sudah berusia 36 tahun itu.

Meski banyak bintang yang didatangkan Roman Abramovich ke Chelsea, Drogba bisa dianggap sebagai pembelian tersukses. Total mencetak 32 gol di dua musim pertamanya, Drogba mengantar Chelsea mematahkan dominasi Manchester United sebagai penguasa Premier League.

Saat Mourinho meninggalkan Chelsea di tahun 2007, Drogba merasakan kekecewaan besar yang membuatnya sampai berpikiran untuk ikut hengkang. Namun kontrak yang masih mengikat membuatnya bertahan di sana lebih lama, sampai akhirnya pergi di tahun 2012 lalu.

"Secara emosional itu sulit buat saya. Saya tidak paham. Reaksi saya adalah saya ingin pergi; dia sudah pergi, saya ingin pergi, semuanya sudah berakhir. Saya sempat berada dalam suasana itu. Tapi saya masih terikat kontrak dan saya selalu bilang kalau saya masih berseragam Chelsea saya akan terus memberikan yang terbaik. Sampai sekitar dua pekan itu masih sulit diterima," lanjut Drogba.

Meski sudah berpisah, Drogba dan Mourinho masih menjalin hubungan baik. Saat Drogba dapat banyak kecaman karena dianggap mengonfrontasi wasit Tom Henning Ovrebo ketika Chelsea dikalahkan Barcelona di Liga Champions, Mourinho memberikan pasan dukungan.

"Dia bilang, kalau saya masuk penjara dia akan mengirimi saya jeruk," cerita Drogba sambil tertawa.

"Tapi saya belajar banyak dari bekerja bersama Jose. Dia salah satu yang terbaik, bahkan mungkin yang terbaik, dari manajer yang pernah bekerja dengan saya," sanjung Drogba.

Delapan tahun berseragam Chelsea, Drogba tampil dalam 341 pertandingan dan total membuat 157 gol dan meraih 12 gelar juara, termasuk trofi Liga Champions yang dipersembahkan di musim terakirnya. Saat ini dia duduk di posisi empat daftar top skorer sepanjang masa The Blues.






(din/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads