Kisah 'Si Kuping Besar' yang Diperebutkan Juventus dan Barcelona

Jelang Final Liga Champions

Kisah 'Si Kuping Besar' yang Diperebutkan Juventus dan Barcelona

Doni Wahyudi - Sepakbola
Kamis, 04 Jun 2015 18:31 WIB
Getty Images/Matthias Hangst
Jakarta - "Itu mungkin bukan hasil karya artistik yang agung, tapi setiap orang di sepakbola ingin meletakkan tangannya di sana." Pernyataan Jorg Stadelmann benar adanya, hasil rancangannya kini menjadi trofi yang paling prestisius setelah Piala Dunia.

Seperti format kompetisinya yang mengalami perubahan, trofi Piala/Liga Champions juga mengalami transformasi. Si Kuping Besar yang kita kenal kini bukanlah trofi asli saat ajang ini pertama digelar.

Desain pertama trofi Piala Champions punya kuping yang lebih kecil serta bentuk yang secara keseluruhan terlihat lebih mini. Baru di tahun 1967 trofi yang dikenal sekarang mulai diserahkan pada para pemenang.



Trofi 'asli' Piala Champions - yang merupakan donasi dari Majalah L'Équipe - sudah diberikan pada Real Madrid pada Maret 1967 silam. El Real dinyatakan berhak menyimpan piala itu untuk selamanya setelah meraihnya untuk kali keenam, di mana lima di antaranya diraih secara beruntun.

Sebagai gantinya dibuatlah trofi baru. UEFA meminta seorang ahli perhiasan asal Swiss, Jorg Stadelmann, untuk membuat desain trofi anyar. Dengan biaya 10.000 franc Swiss ketika itu jadilah sebuah trofi setinggi 73,5 cm dan berat 7,5kg dengan seluruhnya terbuat dari perak.

Pada trofi tersebut tertulis 'COUPE DES CLUBS CHAMPIONS EUROPÉENS'.

"Saya dan ayah saya pergi ke kantor Herr Bangerter (Sekjen UEFA ketika itu) dan menutupi lantainya dengan banyak gambar. Dia lalu berkomentar 'orang Bulgaria akan menyukai bagian bawahnya. Orang Spanyol akan menyukai gambar yang itu, tapi orang Italia akan memilih yang di sebelah sana dan orang-orang Jerman akan sedikit cenderung dengan gambar ini.' Lalu kami menyatukan seluruh gambar itu seperti potongan puzzle. Itu adalah desain yang terdiri dari banyak bagian tapi saya menyukainya dan saya pikir semua orang di sepakbola akan menyukainya," sahut Stadelmann di situs resmi UEFA.

"Saya ingat saya harus menyelesaikan pembuatannya sebelum 28 Maret, karena saya akan menikah dan mengajak istri saya ke Los Angeles dalam perjalanan 10 hari menggunakan kapal. Trofi itu membutuhkan 340 jam pembuatan. Saya melakukan pekerjaan terbaik saya, lalu dituntaskan oleh pemahat, Fred Banninger. Semuanya tepat waktu. Itu melegakan," kisahnya.

Karena gagangnya yang sangat besar, trofi tersebut lantas dijuluki sebagai 'big ears' alias 'Si Telinga Besar'. Orang Prancis menyebutnya 'la Coupe aux grandes oreilles', sementara mereka yang di Spanyol menggunakan 'La Orejona'.

Sejak tahun 1967 tersebut klub-klub yang berhasil memenangi Piala Champions lima kali atau tiga kali secara beruntun berhak menyimpan piala tersebut selamanya.

Mereka yang sudah menyimpan trofi tersebut secara permanen di kandangnya adalah Ajax Amsterdam (menang tiga musim beruntun di 1973), Bayern Munich (setelah menang tiga musim beruntun di 1976), AC Milan (setelah meraih gelar kelimanya di 1994), dan Liverpool (setelah memenangi gelar kelimanya di 2005).

Dengan begitu, trofi yang akan diperebutkan Juventus dan Barcelona di akhir pekan ini merupakan trofi kelima (dalam desain baru). Trofi ini pertama dipakai pada 2006, yang ketika itu diraih Barcelona setelah mengalahkan Arsenal.

Berdasarkan aturan terbaru, klub yang memenangi Liga Champions tiga kali beruntun atau lima kali secara total akan mendapat tanda pengakuan (berupa badge) yang bisa dipakai di jerseynya. Namun setelah itu klub tersebut harus memulai lagi proses penghitungan gelarnya dari nol lagi.

Sampai tahun 2008, klub pemenang Liga Champions diperkenankan menyimpan trofi tersebut selama 11 bulan atau sampai menjelang laga final musim selanjutnya.

Namun sejak 2009 juara Liga Champions tidak lagi menyimpan trofi yang mereka menangi. Setelah perayaan di lapangan trofi tersebut langsung disimpan di markas UEFA, sementara klub pemenangnya mendapatkan replika dalam ukuran yang sama. Pada trofi replika tidak terdapat plat emas di bagian dalam, selain itu di trofi replika juga cuma tepahat nama klub pemenang (sementara pada trofi asli terukir seluruh klub yang pernah memenanginya).

UEFA tidak memperjual-belikan trofi replika Liga Champions, mereka juga tidak memberikan lisensi pada siapapun untuk membuat tiruannya.



  (din/raw)


Hide Ads