Mourinho bersama Porto: Dari Bukan Siapa-siapa Menjadi 'The Special One'

Jelang Liga Champions

Mourinho bersama Porto: Dari Bukan Siapa-siapa Menjadi 'The Special One'

Rossi Finza Noor - Sepakbola
Selasa, 29 Sep 2015 16:33 WIB
Getty Images/Alex Livesey
Porto -

Sebelas tahun silam, seorang pelatih yang relatif belum dikenal bernama Jose Mourinho sukses membawa FC Porto menjuarai Liga Champions. Pada saat itulah sang pelatih itu berubah dari relatif belum dikenal menjadi 'The Special One'.

Mourinho memang bukannya tidak punya nama, tapi momen di mana dia membawa Porto menjuarai Liga Champions itulah yang membuatnya mencuat ke permukaan. Padahal, semusim sebelumnya ia sukses membawa Porto menjuarai Piala UEFA.

Hanya dalam tempo dua musim, Mourinho sukses mempersembahkan enam trofi untuk Porto. Tak heran jika kemudian dia dikontrak untuk menangani Chelsea oleh Roman Abramovich dan menjuluki dirinya sendiri 'The Special One'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terhitung, selama dua musim menangani Porto, dari 23 Januari 2002 hingga 26 Mei 2004, Mourinho melakoni 127 pertandingan. Dalam 127 pertandingan tersebut, Porto dibawanya meraih 91 kemenangan, 21 hasil imbang, dan menelan 15 kekalahan.

Tentu yang menjadi puncaknya adalah ketika Porto menjuarai Liga Champions 2004 usai mengalahkan AS Monaco 3-0. Dalam perjalanan ke final, Porto berjibaku melawan raksasa-raksasa seperti Real Madrid dan Manchester United.

Ada beberapa momen menarik yang ditunjukkan Mourinho di perhelatan Liga Champions musim itu. Salah satunya adalah ketika Porto bermain imbang 1-1 di Old Trafford. Tepat ketika timnya menyamakan kedudukan, Mourinho yang berada di pinggir lapangan langsung berlari kegirangan sembari berteriak.

Momen tersebut seolah-olah menjadi "salam kenal" darinya kepada salah satu raksasa Premier League dan juga manajer mereka saat itu, Sir Alex Ferguson. Dari yang tadinya sebal, Ferguson akhirnya menaruh respek --dan begitu juga sebaliknya Mourinho kepada Ferguson.

Momen menarik lainnya adalah ketika Porto tampil sebagai juara. Ketika pemain-pemainnya merayakan gelar juara tersebut di bawah guyuran konfetti, Mourinho malah tampak datar-datar saja.

Dengan gayanya yang khas, Mourinho menjelaskan alasan mengapa waktu itu ia tidak terlihat antusias. "Saya tidak merayakannya karena pertandingan itu tidak seperti final Liga Champions; pertandingannya terlalu tenang dan datar," ujar Mourinho dalam wawancaranya dengan situs UEFA.

"Saya tidak merasa menjadi juara Eropa setelah Kim Milton Nielsen, sang wasit, meniup peluit panjang. Saya sudah merasa menjadi juara Eropa jauh sebelum pertandingan berakhir," lanjut manajer berusia 52 tahun tersebut.

Perjalanan FC Porto Menjuarai Liga Champions 2003/2004

Grup F

Partizan vs Porto: 1-1
Porto vs Real Madrid: 1-3
Olympique Marseille vs Porto: 2-3

Porto vs Marseille: 1-0
Porto vs Partizan: 2-1
Madrid vs Porto: 1-1

Perdelapanfinal

Porto vs Manchester United: 2-1
Manchester United vs Porto: 1-1

Perempatfinal

Porto vs Olympique Lyon: 2-0
Lyon vs Porto: 2-2

Semifinal

Porto vs Deportivo La Coruna: 0-0
Deportivo vs Porto: 0-1

Final

AS Monaco vs Porto: 0-3



(roz/din)

Hide Ads