Mueller, yang dikenal piawai membaca pergerakan pemain belakang lawan dan menemukan celah atau ruang sekecil apa pun, dinilai cocok untuk dipasang menghadapi Atletico Madrid. Mueller dianggap bisa menemukan celah pada pertahanan Atletico yang rapat.
Namun, pelatih Bayern, Pep Guardiola, berpendapat lain. Ia memilih untuk bermain dengan tiga orang gelandang (Xabi Alonso-Thiago Alcantara-Arturo Vidal), dua orang sayap (Douglas Costa dan Kingsley Coman), serta penyerang tengah murni (Robert Lewandowski).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menginginkan seorang sayap dengan kaki kiri murni, seorang sayap dengan kaki kanan murni, dan satu gelandang ekstra," ujar Pep seperti dilansir DW Sports.
Dengan demikian, seringkali konsentrasi serangan Bayern terpusat ke sayap. Ketika Bayern tidak kunjung menembus pertahanan Atletico, barulah ia memasukkan Mueller. Ketika itu pertandingan sudah memasuki menit ke-70.
Pada akhirnya, Mueller tidak banyak berkutik. Dalam catatan Squawka, ia hanya mengkreasikan satu peluang pada pertandingan ini.
Bayern kalah 0-1 pada laga yang dihelat di Vicente Calderon, Kamis (28/4/2016) dini hari WIB, tersebut. Satu-satunya gol Atletico dicetak oleh Saul Niguez pada menit ke-11.
[Baca Juga: Thomas Mueller sebagai Joker Lapangan Hijau]
(roz/krs)











































