Guardiola menaklukkan dunia lewat gaya ball possession yang juga disebut 'Tiki-Taka' bersama Barcelona pada kurun 2008-2012. Pria kelahiran Santpedor, Catalunya itu memenangi total 14 trofi hanya dalam empat musim tersebut.
Oleh karena itu, gaya ball possession punya kelekatan tersendiri dengan Guardiola meski tentu saja bukan yang memeloporinya. Di periodenya bersama Barcelona itu, dia juga memperkenalkan kembali peran false nine, mempopulerkan gaya high-pressing dan peran kiper sweeper, di antara hal-hal lain dari gaya permainan mereka yang juga dianggap revolusioner saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Napoli gemar menguasai bola dan memainkan banyak umpan pendek. Mereka adalah tim dengan jumlah umpan pendek akurat terbanyak di Eropa, yakni rata-rata 642,4 umpan pendek per laga. Umpan-umpan pendek ini dikombinasikan dengan pergerakan para pemain yang sangat aktif untuk mencari ruang, sehingga membuat Partenopei salah satu tim yang paling sulit dibendung dan cepat saat membangun serangan.
Banyaknya umpan pendek yang dilakukan Napoli ini bukan tanpa alasan. Ini adalah bagian dari permainan psikologis Sarri, untuk membuat para pemain lawan terganggu fokusnya. Jika pemain-pemain lawan fokusnya terkuras untuk terus memerhatikan aliran bola, maka perhatian mereka terhadap pergerakan pemain juga berkurang. Di sinilah Lorenzo Insigne, Dries Mertens, dan Jose Callejon akan diuntungkan.
Ini tentu hanya sebagian hal yang menarik dari Napoli, yang sampai membuat Guardiola amat terkesan. Tapi yang tak kalah menarik adalah bagaimana Guardiola menghentikan gaya permainan, yang juga jadi ciri khasnya itu.
Jika diperhatikan, empat gol City yang tercipta saat menundukkan Napoli 4-2 di San Paolo, Kamis (2/11/2017) dinihari WIB tadi merupakan hasil dari dua skema: bola mati dan serangan balik. Dua gol pertama yang dicetak oleh Nicolas Otamendi dan John Stones bermula dari sepak pojok.
[Gambas:Sportradar]
Sementara gol yang diciptakan Sergio Aguero dan Raheem Sterling adalah hasil serangan cepat. Bahkan dari dua skema tersebut, City punya lima peluang bagus lainnya yang berpotensi menjadi gol.
Ini jadi tanda bahwa Guardiola sudah selalu tahu kelemahan dan cara menaklukkan gaya ball possession ciri khasnya sendiri. Dia paham benar bahwa Napoli tak mungkin mempertahankan intensitas permainannya selama 90 menit, yang artinya ada momen-momen yang bisa dimanfaatkan timnya.
Hal tersebut tersirat dalam komentarnya usai pertandingan. Dia sejak awal menekankan ke para pemainnya, bahwa mereka takkan bisa terus mengontrol selama 90 menit. Dia ingin para pemain tetap tenang, sekalipun dalam posisi tertinggal, karena akan ada momen untuk mencoba membalas.
"Ini kemenangan yang bagus untuk kami, karena membuktikan bahwa kami bisa menang di manapun. Kami berbicara kemarin dan hari ini, bahwa kami tak bisa memperkirakan untuk mengontrol laga selama 90 menit di level ini, jadi segalanya adalah tentang bagaimana kami bakal bereaksi saat tertinggal," ujar Guardiola seperti dikutip Football Italia.
"Kami melakukannya dua kali, jadi saya sangat senang. Persoalannya adalah bagaimana kami bereaksi di momen-momen buruk dan kami melakukannya dengan sangat baik," imbuhnya.
Meski secara skor City terlihat menang meyakinkan, namun secara permainan, duel melawan Napoli di atas lapangan berlangsung amat ketat dan menarik. Guardiola menegaskan kekagumannya atas permainan Napoli.
"Ini adalah tim yang bikin saya jatuh cinta saat menyaksikannya. Mereka membuat saya menderita hari ini di babak pertama. Saya harap pemain mereka bisa terus sehat, karena sepakbola butuh tim-tim seperti Napoli," tandasnya. (raw/din)











































