Ajax bertemu dengan Juve dalam perempatfinal Liga Champions 2018/2019. Tim asal Belanda itu tercatat sudah berjumpa sebanyak 12 kali dengan cuma memetik dua kemenangan dan enam kekalahan.
Pertemuan sengit kedua tim pernah terjadi di final Liga Champions 1996. Ketika itu, Binconeri keluar sebagai juara setelah menang adu penalti. Sebelumnya, kedua tim imbang 1-1 sampai perpanjangan waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekalahan itu masih membekas di hati Endt. Dia menilai Juve sedikit ada indikasi doping dan menuntut Ajax yang saat ini membalaskan kekalahan tersebut.
"Juve nyata sebagai favorit, tidak ada keraguan tentang itu, tetapi dengan sifat beringas sepakbola Ajax, segala sesuatu mungkin terjadi," kata Endt kepada Radio Kiss Kiss, yang dikutip dari Football Italia.
"Setelah itu, kami ada sesuatu yang lain ... balas dendam, menurut saya. Benar, sangat benar, karena pada saat itu di Roma, kami bermain melawan Juventus yang kemudian ternyata mungkin sedikit indikasi doping, tidak ada yang tahu yang sebenarnya," sambungnya.
"Itu masih membakar kami. Itu cuma alasan lain, dengan segala hormat untuk Juve," Endt menegaskan.
Ajax akan lebih dulu menjamu Juve pada 11 April. Sepekan kemudian gantian Ajax yang bertandang ke Turin.