Barca mengantungi modal kemenangan 3-0 dari leg pertama semifinal di Camp Nou pekan lalu. Mereka pun lantas diunggulkan karena belum ada tim yang gagal ke partai puncak setelah memegang keunggulan sebesar itu.
Tapi, bola itu bundar dan dibuktikan pada leg kedua di Anfield, Rabu (8/5/2019) dini hari WIB, ketika Liverpool berhasil membalikkan keadaan usai menang 4-0. Alhasil, Si Merah lolos ke final dengan agregat total 4-3. Barca lagi-lagi gagal ke final setelah musim lalu disingkirkan AS Roma dengan cara serupa.
Performa oke di Camp Nou tidak berbekas sama sekali dan mereka cuma diberi keunggulan dalam penguasaan bola 57 persen berbanding 43 persen. Dari upaya percobaan, Barca cuma bikin lima attempts on target dari total delapan. Sementara, Liverpool punya tujuh on target dari total 13.
Lini belakang Barca jadi bulan-bulanan para pemain Liverpool yang didorong semangat luar biasa untuk mengejar ketertinggalan. Wajar jika blunder demi blunder dibuat Gerard Pique dkk. termasuk pada gol keempat yang dicetak Divock Origi.
Saat itu para pemain Barca tidak awas dengan strategi kejutan Trent-Alexander Arnold yang cepat mengambil sepak pojok. Bola mengarah tepat ke jalur tembak Origi yang dengan mudah menjebol jala Marc-Andre Ter Stegen.
Belum lagi ketika Barca kebobolan dua gol dalam tempo dua menit yang dicetak Gini Wijnaldum di menit ke-56 dan ke-58 yang membuat Liverpool bangkit.
"Mustahil dipercaya bahwa kami, Barcelona, kebobolan dua gol dalam tempo semenit. Kami bertahan layaknya bocah saat kebobolan gol keempat," ujar penyerang Barca, Luis Suarez, seperti dikutip ESPN.
"Kami harus bisa mengkritik diri sendiri atas apa yang terjadi. Sudah dua kali terjadi seperti ini. Kami tidak bisa mengulangi kesalahan yang sama dua tahun beruntun. Ada banyak yang harus dievaluasi dan dipikirkan," sambungnya.
Baca juga: Messi Mati Kutu di Anfield |
Saksikan saat-saat pertahanan Barca dibombardir Liverpool:
(mrp/pur)