Kelelahan Sumber Malapetaka Juventus di Final Liga Champions 2016/2017

Kelelahan Sumber Malapetaka Juventus di Final Liga Champions 2016/2017

Putra Rusdi K - Sepakbola
Selasa, 26 Mei 2020 08:45 WIB
CARDIFF, WALES - JUNE 03: Gianluigi Buffon of Juventus and his Juventus team mates are dejected after the UEFA Champions League Final between Juventus and Real Madrid at National Stadium of Wales on June 3, 2017 in Cardiff, Wales. (Photo by David Ramos/Getty Images)
Juventus ditaklukkan Real Madrid di final Liga Champions 2016/2017 (Foto: Getty Images/David Ramos)
Turin -

Kelelahan menurut Giorgio Chiellini menjadi penyebab utama kegagalan Juventus di final Liga Champions. Saat itu, mereka kalah 1-4 dari Real Madrid.

Juventus belum lagi meraih gelar Liga Champions sejak terakhir kali juara pada musm 1995/1996. Padahal dalam rentang 15 tahun itu, Si Nyonya beberapa kali berhasil melaju hingga partai final.

Salah satunya terjadi pada tahun 2016/2017. Saat itu, Juventus menantang Real Madrid dalam laga yang tersaji di Millenium Stadium, Cardiff.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laga ini berlangsung sengit di babak pertama dengan kedudukan imbang 1-1. Madrid unggul lebih dulu melalui Cristiano Ronaldo sebelum Juventus menyamakan kedudukan lewat Mario Mandzukic.

Selepas jeda, performa Juventus menurun drastis. Mereka harus kebobolan empat gol lewat Casemiro, gol kedua Ronaldo dan Marco Asensio. Bianconeri harus merelakan gelar Si Kuping Besar melayang usai kalah 1-4.

ADVERTISEMENT

Buruknya penampilan Juventus di babak kedua menumbuhkan banyak kecurigaan kepada mereka. Namun, Chiellini di buku biografinya berusaha menegaskan bahwa saat itu pasukan Massimilliano Allegri kelelahan sehingga bisa kebobolan tiga gol.

"Ada banyak pembicaraan tentang Cardiff dalam kekalahan Final Liga Champions yang terkenal dengan Real Madrid," tulis Chiellini dikutip dari Football Italia.

"Yah, tidak ada yang aneh terjadi. Kami hanya kelelahan. Tidak ada yang sensasional terjadi di babak pertama. Kami tidak berjuang."

"Kami kalah karena kami kelelahan. Final selalu datang sangat terlambat bagi kita. Kami sangat lelah setelah babak pertama, Mandzukic tidak dapat berjalan dan Pjanic sama.

"Lutut Keduanya harus menjalani perawatan berbicara . Kami kehabisan napas, jadi kami mencoba mendorong satu sama lain. Skor 1-1, tapi kemudian berakhir secara dramatis," jelasnya.




(pur/raw)

Hide Ads