MU vs PSG Begitu Membingungkan buat Eks Bek Chelsea Ini

MU vs PSG Begitu Membingungkan buat Eks Bek Chelsea Ini

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Kamis, 03 Des 2020 23:40 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - DECEMBER 02: Neymar of Paris Saint Germain(2L) and Fred of Manchester United(2R) clash as Leandro Paredes of Paris Saint Germain lies on the floor during the UEFA Champions League Group H stage match between Manchester United and Paris Saint-Germain at Old Trafford on December 02, 2020 in Manchester, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)
Manchester United vs Paris Saint-Germain dinilai berjalan sangat buruk. (Foto: Getty Images/Laurence Griffiths)
Jakarta -

Ada banyak hal yang membingungkan di laga Manchester United vs Paris Saint-Germain. Pertandingannya sendiri dinilai berjalan sangat buruk.

Manchester United kalah 1-3 dari Paris Saint-Germain di Old Trafford, Kamis (3/12/2020) dini hari WIB dalam Matchday 5 Liga Champions. MU dibobol dua kali oleh Neymar lalu sekali oleh Marquinhos dan cuma mampu membalas satu gol lewat Marcus Rashford.

'Setan Merah' harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-70 karena Fred menerima kartu kuning kedua. Ia menerima kartu kuning pertama karena berselisih dan adu kepala dengan Leandro Paredes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelandang asal Brasil tersebut lalu diusir wasit tak lama setelah MU kebobolan gol kedua, usai melanggar Ander Herrera. Fred sendiri diyakini bisa saja diusir langsung pada insiden pertama, sementara Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer dinilai tak peka terhadap ancaman kehilangan pemain.

Mantan pemain Chelsea dan tim nasional Prancis Frank Leboeuf menilai secara permainan sebenarnya kedua tim cukup seimbang. Tapi di saat yang sama kedua tim tak menyajikan pertandingan level tinggi.

ADVERTISEMENT

Yang tak kalah aneh, MU memaksa mengejar gol dalam posisi tertinggal 1-2 dan kehilangan satu pemain. Pada akhirnya PSG bisa membuat gol ketiga yang bisa menjadi keuntungan dalam hitung-hitungan kelolosan.

Saat ini MU, PSG, dan Leipzig sama-sama mengoleksi sembilan poin di tiga posisi teratas Grup H. MU akan berhadapan dengan Leipzig di partai terakhir fase grup, sementara PSG melawan Istanbul Basaksehir yang baru mendapatkan tiga poin di dasar klasemen.

"Rasanya imbang akan jadi hasil yang adil. Itu bukan pertandingan yang bagus. Kita tidak melihat ada perbedaan nyata sampai ketika Fred diusir," ungkap Frank Leboeuf dikutip Metro.

"Saat itulah Anda bisa melihat kalau Paris tidak di level terbaik dan bukannnya Manchester United tampil bagus, cuma Paris Saint-Germain saja yang buruk. Kita tidak mendapatkan laga yang bagus karena ada kecerobohan, tekel-tekel bodoh, ada keputusan yang sangat canggung dari wasit soal Fred. Itu sangat aneh."

"Bahkan Manchester United yang sedang tertinggal 2-1 di kandang seharusnya lebih tertarik untuk menjaga agar hanya kalah 2-1. Skor 3-1, gol terakhir dari Neymar itu sangat-sangat penting untuk Paris Saint-Germain dan juga bisa sangat penting buat Manchester United."

"Saya tak paham kenapa mereka (MU) ingin mencetak gol ketika bermain 10 melawan 11 orang. Ada banyak hal yang bisa diungkapkan dan sulit untuk mengatakan sesuatu yang sangat spesifik terkait apa yang kita lihat. Itu laga yang gila, di mana itu berjalan sangat buruk sehingga jadi laga yang gila!" imbuh pemenang Piala Dunia 1998 ini.




(raw/pur)

Hide Ads