Borussia Moenchengladbach sudah lama sekali tidak mencicipi partai final di kompetisi Eropa. Kesempatan itu datang ketika menghadapi Real Madrid malam nanti. Bisa menang?
Gladbach memang bukan nama besar di persepakbolaan Eropa, meski pada era 70-an sempat beberapa kali nongol di pentas kompetisi Eropa. Mereka pernah jadi runner-up Piala Champions 1976/1977 sebelum dikalahkan Liverpool.
Selain itu, Gladbach juga pernah dua kali menjuarai Piala UEFA pada 1975 dan 1979, serta meraih runner-up Piala Interkontinental pada 1977. Tapi, itu dulu karena Gladbach lantas masuk dalam periode suram di era 90-an dan 2000-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum akhirnya bangkit lagi di tangan Marco Rose beberapa tahun belakangan. Di Liga Champions musim ini, Gladbach memuncaki Grup B menjelang matchday keenam dengan 8 poin.
Grup yang terbilang berat karena ada pemegang 13 trofi juara Real Madrid serta Inter Milan yang pernah tiga kali berjaya di kompetisi. Jangan lupakan juga semifinalis Liga Europa musim lalu Shakhtar Donetsk.
Pantaslah grup ini dianggap grup neraka karena hingga laga terakhir, Kamis (10/12/2020) dini hari WIB nanti, tidak satupun dari tim itu yang memastikan lolos ke 16 besar.
Semuanya masih berpeluang dan maka dari itu duel Madrid kontra Gladbach di Alfredo di Stefano Stadium jadi partai hidup-mati. Keduanya bisa lolos hanya dengan hasil imbang.
Tapi, kemenangan lebih meyakinkan dan itulah yang Gladbach incar di markas Real Madrid, meski tahu itu tidak akan mudah. Pada pertemuan pertama, skor akhir adalah 2-2.
"Kami sudah ditunggu laga final," ujar Rose seperti dikutip AFP.
"Kami tak sabar melakoni laga itu, tapi kami tahu pastinya akan sulit," sambungnya.
"Kami harus bertahan dengan semangat dan tekad luar biasa. Tapi kami tahu bisa bikin gol dengan kualitas tim ini."