Jose Mourinho turut mengomentari kasus rasisme yang terjadi di laga Paris Saint-Germain vs Istanbul Basaksehir. Manajer Tottenham Hotspur itu menyesalkan peristiwa tersebut.
Seperti diketahui, pada laga yang berlangsung Rabu (9/12/2020) dini hari WIB itu, ofisial keempat asal Rumania, Sebastian Coltescu, diklaim menghina asisten pelatih Istanbul, Pierre Webo, dengan kata-kata rasis. Hinaan itu membuat Webo protes keras, dan akhirnya diusir wasit Ovidiu Hategan.
Kejadian itu membuat kesal para pemain Istanbul, terutama Demba Ba yang juga berkulit hitam seperti Webo. Ba bahkan mengkonfrontasi Coltescu secara langsung, dan pertandingan akhirnya dihentikan di menit ke-14 karena kedua tim memutuskan walkout.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rencananya, laga itu akan kembali dilanjutkan pada Kamis (10/12) dini hari WIB, di mulai sejak menit ditundanya pertandingan. UEFA pun sedang menginvestigasi kejadian tersebut.
Melihat kegaduhan yang terjadi, Mourinho angkat bicara. Ia kecewa karena rasisme masih muncul di sepakbola.
"Kejadian itu sangat menyedihkan, dan setiap bentuk rasisme harus dilawan. Hal itu tak pernah bisa diterima. Saya amat sedih karena kami tak ingin hal itu terjadi di sepakbola," kata Mourinho seperti dikutip Sky Sport.
"Saya kenal dengan wasitnya, Ovidiu Hategan. Pria yang baik, wasit yang sangat bagus. Terlibat secara tak langsung dalam laga itu jelas bukan hal bagus."
"Untuk ofisial keempat (Cotescu), hanya dia yang bisa menjelaskan perasaannya. Jelas dia membuat kesalahan yang tak bisa diterima, tapi hanya dia yang bisa membuka hatinya, meminta maaf, dan menerima konsekuensinya. Mungkin dia seorang wasit yang bagus," jelas pria asal Portugal itu.
Mourinho pun berharap hal ini tak terjadi lagi di masa depan. Rasisme baginya tak punya tempat di sepakbola.
![]() |
"Semua orang di sepakbola dan di kehidupan bermasyarakat, kita semua punya tanggung jawab terkait hal ini dan jika kita membuat kesalahan, kita harus menerima konsekuensinya," sambung Mourinho.
"Tapi yang lebih penting bagi saya, laga itu jadi ikonik. Sebuah laga Liga Champions harus terhenti setelah 15 menit karena alasan yang menyedihkan akan menjadi terkenal, dan semoga hal itu tak terjadi lagi di masa depan," harapnya.
(adp/pur)