Mark Clattenburg, menilai Antonio Mateu Lahoz sudah membuat keputusan tepat tak memberi penalti pada Manchester City, meski Reece James dianggap handball.
Chelsea merengkuh gelar juara Liga Champions 2020/2021. Pada laga final, The Blues mampu menumbangkan Manchester City 1-0 di Estadio do Dragao, Porto, Minggu (30/5/2021) dini hari. Gol tunggal pasukan Thomas Tuchel dibuat oleh Kai Havertz di menit ke-42.
Keberhasilan Tim London Biro memboyong trofi Si Kuping Besar ini tak lepas dari kontroversi. Dua keputusan wasit Antonio Mateu Lahoz menjadi sorotan karena dianggap menguntungkan Chelsea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Guardiola dan Kutukan Dukun Afrika |
Kontroversi pertama lahir di sekitar menit ke-60 saat Antonio Ruideger menabrak Kevin De Bruyne hingga tersungkur. De Bruyne kemudian tak bisa melanjutkan laga karena cedera parah dibagian wajahnya.
Beberapa pihak menilai Ruediger layak mendapat kartu merah atas pelanggaran tersebut. Sementara, Lahoz hanya memberi kartu kuning kepada bek berpaspor Jerman ini.
Semenit berselang kontroversi kedua lahir. Sepakan Raheem Sterling tampak mengenai tangan Reece James di dalam kotak penalti. Sontak para pemain The Citizens langsung mengerubungi Lahoz meminta penalti.
Namun, Lahoz bergeming tak menunjuk titik putih. Video Assistant Refeere (VAR) juga menilai tak ada pelanggaran yang membuat Chelsea harus mendapat penalti.
Di tengah kontroversi tersebut, mantan wasit Liga Inggris, Mark Clattenburg, turut buka suara. Ia menilai Lahoz telah mengambil keputusan yang tepat dalam memimpin laga ini.
Clattenburg menyebut James tak dianggap melakukan pelanggaran karena lenganya sejajar dengan badan dan tak merentang. Untuk pelanggaran Ruediger kepada De Bruyne, ia menyebut sudah tepat Lahoz tidak memberi kartu merah dan hanya mengeluarkan kartu kuning.
"Wasitnya, Antonio Lahoz, menjelaskan kepada semua orang apa yang telah terjadi dan dia benar untuk menolak permintaan City," ujar Clattenburg dikutip dari Daily Mail.
"Ini berbeda dengan penalti yang diberikan Moussa Sissoko untuk Spurs melawan Liverpool di final Liga Champions dua tahun lalu."
"Lengan Sissoko jauh dari tubuhnya dan membuat proporsi tubuhnya lebih besar, dan aturan menyatakan ini dianggap sebagai handball."
"Sementara itu, Lahoz juga mengambil keputusan tepat untuk Antonio Rudiger yang blok pergerakan Kevin de Bruyne hingga tak bisa melanjutkan laga. Itu bukan pelanggaran yang harus diberi kartu merah."
"Wasit memiliki kinerja luar biasa," jelasnya.
(pur/yna)