Union Berlin mengecam brutalnya kepolisian Rotterdam di laga UEFA Conference League. Suporternya digigit anjing sampai dipentung hingga bocor.
Union Berlin melawat ke De Kuip, Rotterdam, Belanda, Kamis (21/10) untuk menghadapi Feyenoord di laga Grup E UEFA Conference League. Tim tamu mendapat sambutan kurang ramah di markas lawan, dalam laga yang berakhir dengan kekalahan 1-3 itu.
Suporternya menjadi korban brutalnya kepolisian yang mengamankan pertandingan. Tak kurang dari 75 fans Union Berlin ditangkap.
Beberapa juga terluka parah. Foto-foto yang beredar di media sosial menyebut, suporter Union Berlin ada yang digigit anjing dan kepalanya bocor akibat kena pentungan polisi. Sementara ada pula yang ditolak masuk stadion.
Kubu Union Berlin kesal bukan kepalang. Klub Liga Jerman itu menyebut represi aparat seolah sudah dipersiapkan.
"Ada gambar banyak orang yang terluka, dari apa yang jelas terlihat, itu merupakan pengerahan polisi yang sangat keras. Ini sama sekali tidak dapat diterima secara keseluruhan," kata juru bicara klub Union Berlin, Christian Arbeit, dilansir Deutsche Welle.
Tak cuma suporter, delegasi klub yang kena serang di tribune stadion. Perwakilan Union Berlin dilempari gelas dan kursi.
Menurut media Belanda, Presiden klub Union Dirk Zingler dan anggota dewan direksi klub lainnya termasuk di antara 25 orang yang diserang. Feyenoord sendiri sudah meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Klub menjauhkan diri dengan segala cara dari orang-orang yang merendahkan dirinya dengan tindakan pengecut ini. Siapa pun yang menggambarkan Feyenoord dan kota dengan cara yang tidak masuk akal dan aksi negatif, tidak dapat dan tidak boleh dianggap sebagai pendukung," kata Feyenoord.
Kepolisian sendiri beralasan, fans Jerman justru membuat ulah. Sebanyak 59 orang ditangkap karena mempersiapkan bentrokan, dan 16 diciduk karena vandalisma dan memiliki kembang api, dalam pernyataannya.
Sementara seorang fans bernama Axel, yang dilarang masuk ke stadion, memberi penjelasan berbeda dari kepolisian. Ia justru dilarang masuk karena izin vaksinasi dan 'demi keselamatan sendiri' menurut polisi.
"Saya bersikap netral dengan seorang teman, dan tidak ada yang membuat saya menjadi penggemar Union. Kami sendiri tidak memiliki masalah, tetapi melihat bagaimana penggemar Union lainnya telah dikepung oleh polisi dan digiring ke stadion," katanya.
"Ketika kami berbaris, kami diidentifikasi sebagai orang Jerman karena izin vaksinasi kami dan diberitahu tidak akan diizinkan masuk. Ketika saya bertanya mengapa, mereka mengatakan demi keselamatan kami. Kami segera dikawal oleh polisi ke semacam kandang yang sudah berisi ratusan penggemar Union," ungkapnya.
Belanda sebenarnya menjadi salah satu negara yang proaktif memerangi kekerasan dalam sepakbola. Asosiasi Sepak Bola Belanda (KNVB), klub profesional, dan organisasi pendukungnya baru saja meneken kesepakatan untuk menjauhkan keributan di pertandingan.
"Namun sayangnya, setelah 10 hari pertandingan, kami harus menyimpulkan bahwa para pendukung belum dapat berperilaku normal di semua pertandingan. Pemain dilempari gelas bir plastik, orang-orang tertentu dan kelompok penduduk telah dihina dengan nyanyian dan kekerasan telah terjadi di luar stadion," katanya dalam pernyataan KNVB.
KNVB sendiri juga sudah melarang lebih dari 150 orang musim ini. Mereka berjanji untuk mengatasi masalah ini lebih dalam.
"Kami ingin terus bekerja untuk itu. Jika tidak ada pengurangan insiden, kami akan memasuki fase akhir di mana meningkatkan hukuman, melarang pendukung (tandang) dan menghentikan atau bahkan bisa jadi menunda pertandingan lebih cepat. Sepakbola adalah hal yang paling indah. Jangan biarkan itu dirusak sekelompok kecil, sekarang kita semua bisa menikmatinya bersama lagi," jelas pernyataan KNVB.
(yna/adp)