Chelsea disingkirkan Real Madrid dari Liga Champions. Permainan terbuka The Blues pada leg pertama yang disebut harus dibayar mahal.
Saat bertanding di Santiago Bernabeu, Chelsea harus mengejar defisit gol 1-3 dari Madrid. Dalam laga, Rabu (13/4/2022) dini hari WIB, Chelsea sebenarnya bisa menuntaskan misi itu.
Mason Mount, Antonio Ruediger, dan Timo Werner mampu menjebol gawang Madrid yang dikawal oleh Thibaut Courtois. Chelsea pun di atas angin dengan membalikkan agregat dengan unggul 4-3.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umpan ciamik Luka Modric pada menit ke-80 dengan sisi luar kaki kanan menjadi awal petaka Chelsea. Bolanya bisa disambut oleh Rodrygo Goes dengan tendangan first time untuk menjebol gawang Chelsea hingga memaksa laga sampai ke babak tambahan.
Karim Benzema, pencetak hat-trick ke gawang Chelsea pada leg I, menjadi menentu kelolosan Madrid. Dia menyelesaikan umpan Vinicius Junior, hingga mengubah kedudukan menjadi 2-3. Kalah dengan margin satu gol, Madrid pun lolos dengan agregat 5-4.
Eks pesepakbola wanita Timnas Inggris, Karen Carney, mengungkap bahwa kegagakan Chelsea di Liga Champions musim ini karena bermain terlalu terbuka saat bermain di Stamford Bridge.
"Anda tak bisa mengeluh, leg kali ini bukan yang menyingkirkan mereka. Itu leg yang pertama di mana anda tak tampil dengan kemampuan terbaik," kata Carney di BBC.
"Saat anda melawan tim top, anda tak bisa menghabiskan 90 menit pada posisi anda tak ada dalam kemampuan terbaik. Mereka udah kebobolan lima gol. Musim lalu, mereka membangun pertahanan. Anda harus mempunyai mentalitas untuk mencatatkan clean sheet. Mereka membiarkan diri bermain terbuka."
"Saya masih dibuat kepikiran dengan umpan Modric. Saya pikir tak ada orang lain di dunia sepakbola yang bisa mengirim umpan seakurat itu," kata dia menambahkan.