Beberapa orang terdekatnya Juergen Klopp merasakan kisruh di depan stadion saat final Liga Champions. Ini lebih tak mengenakan ketimbang kekalahan Si Merah.
Liverpool gagal menutup musim lalu dengan raihan gelar Liga Champions. Hal ini terjadi usai The Reds tumbang 1-0 atas Real Madrid pada laga final yang digelar di Stade de France, Paris, pada 29 Mei lalu. Gol tunggal Vinicius Jr memupus mimpi Liverpool mengangkat Si Kuping Besar.
Kegagalan Liverpool ini semakin menambah pilu kisah fans Si Merah di Stade de France. Sebelum laga, hal tak mengenakan lebih dulu dialami para fans Liverpool.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buruknya pihak penyelenggara dalam mengatur hadirnya ribuan fans Liverpool membuat para suporter ini kesulitan masuk ke stadion. Beberapa faktor disebut menjadi pemicu hal ini terjadi di antaranya akibat lamanya petugas melakukan pengecekan tiket dan suporter yang memegang tiket palsu.
Kisruh kemudian terjadi hingga polisi harus menembakan gas air mata dan melakukan tindak kekerasan menertibkan para fans Liverpool. Pertandingan bahkan harus ditunda sekitar 30 menit akibat hal ini.
Saat sudah berhasil masuk ke stadion, hal buruk masih juga dialami fans Liverpool. Kursi yang harusnya mereka tempati sudah diduduki orang lain.
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, benar-benar murka dengan apa yang dialami fans Liverpool pada final Liga Champions. Pria asal Jerman ini turut mempertanyakan keputusan UEFA menunjuk Paris sebegai tempat dihelatnya laga final sebagai pengganti dari Saint Petersburg.
Klopp mengungkap bahwa kekalahan Liverpool di final Liga Champions seakan jadi sebuah masalah kecil untuknya. Sementara, perlakuan buruk yang harus diterima fans Liverpool jadi hal besar yang terus dipikirkannya. Apalagi, beberapa orang terdekatnya juga turut merasakan hal tak mengenakan ini.
"Ini cukup banyak cerita yang diceritakan semua orang, semua orang memiliki pengalaman ini. Saya pikir saya mengenal 50 orang di dalam stadion; 47 orang menceritakan kisah yang persis sama kepada saya," ujar Klopp dikutip dari Telegraph.
"Itulah yang saya dengar. Itu jelas bukan sesuatu yang harus terjadi. Pada akhirnya, apa yang mereka rasakan - dan mereka adalah Liverpudlian yang penuh semangat - bahwa masalah terkecil yang kami alami malam itu adalah kami kalah. Bayangkan itu dengan apa yang terjadi seputar final Liga Champions. Itu Gila," jelasnya.
(pur/mrp)