.webp)
Pep Guardiola dan Manchester City pernah jadi korban kejeniusan Thomas Tuchel di Final Liga Champions. Tapi kekalahan itu sudah dilupakan Pep dan kini siap membalasnya.
Guardiola untuk pertama kalinya membawa City ke final kompetisi itu pada 2020/2021 dengan Chelsea sebagai lawannya. Saat itu Citizens memang lebih diunggulkan menang karena kualitas skuad dan pengalaman Pep yang pernah dua kali juara bareng Barcelona.
Sementara Tuchel melaju lagi ke final untuk membayar kekalahannya dari Bayern Munich semusim sebelumnya. City yang tampil dominan dibuat kerepotan oleh Chelsea sepanjang laga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang ada Chelsea malah unggul 1-0 di babak pertama lewat gol Kai Havertz yang bertahan hingga akhir laga. Guardiola dan City harus gigit jari karena gagal merebut trofi Liga Champions pertamanya, sementara Tuchel dielu-elukan karena mampu melajukan Chelsea jadi juara meski baru gabung di pertengahan musim.
Kekalahan itu jelas menyisakan trauma untuk Guardiola yang semusim sebelumnya gagal membawa lagi City ke final, karena disingkirkan Real Madrid di semifinal.
Misi City untuk final tahun ini lagi-lagi mendapat adangan Tuchel, yang belum lama ini ditunjuk jadi pelatih Bayern. Ya, City dan Bayern akan berjumpa di Perempatfinal Liga Champions yang leg pertamanya dihelat, Rabu (12/4/2023) dini hari WIB.
Meski demikian, Guardiola selaku manajer memastikan kalau kenangan buruk soal kekalahan final 2021 sudah dilupakan jauh-jauh olehnya dan juga pemain. Kini saatnya City membuktikan kalau mereka memang tim besar Eropa.
"Saya sedih waktu itu dan saya memberi selamat kepadanya serta Chelsea atas kemenangan. Ya itu sudah terjadi," ujar Guardiola.
"Saya mengulas laga itu sebulan kemudian. Tidak seburuk yang saya kira, tapi di saat bersamaan kami memang kurang tampil oke untuk bisa menang. Laga yang sangat ketat karena duel melawan Chelsea selalu seperti itu. Jadi kami sudah lupakan itu dan coba lagi memenangi (Liga Champions)," Guardiola melanjutkan.
(mrp/rin)
