Susahnya MU Lepas dari Mode Rollercoaster

Susahnya MU Lepas dari Mode Rollercoaster

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 10 Nov 2023 01:00 WIB
FC Copenhagens Denis Vavro, right, and Manchester Uniteds Rasmus Hojlund, left, challenge for the ball during the Champions League Group A soccer match between FC Copenhagen and Manchester United in Copenhagen, Denmark, Wednesday, Nov. 8, 2023. (Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix via AP)
Manchester United takluk 3-4 dari Copenhagen. (Foto: AP/Liselotte Sabroe)
Kopenhagen -

Kekalahan dari Copenhagen mengembalikan Manchester United ke trek negatif. Bek legendaris Rio Ferdinand menyebut MU masih dalam mode rollercoaster: naik-turun!

Manchester United kalah 3-4 dalam lawatan ke Copenhagen di Matchday 4 Liga Champions, Kamis (9/11/2023) dini hari WIB. Dua kali unggul, MU kena comeback dalam laga yang diwarnai kartu merah Marcus Rashford pada menit ke-42 tersebut.

Hasil ini mengembalikan MU ke jalur negatif, setelah akhir pekan lalu susah payah menang 1-0 atas Fulham di menit-menit akhir. Kemenangan atas Fulham itu mulanya diharapkan jadi momentum untuk lepas dari rentetan kekalahan, dengan sebelumnya dibungkam Manchester City dan Newcastle United 0-3 di Old Trafford.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah 17 pertandingan dilalui MU musim ini, hasilnya antara menang dan kalah saja. Mereka baru meraih delapan kemenangan sementara sembilan sisanya berakhir tertunduk lesu.

Mantan bek MU Rio Ferdinand menyebut sulitnya pasukan Erik ten Hag keluar dari tekanan adalah ketiadaan pemain-pemain berkarakter dan punya jiwa pemimpin. Bahkan pemain-pemain berpengalaman top seperti Casemiro dan Raphael Varane kesulitan dengan performanya sendiri-sendiri.

ADVERTISEMENT

"Kembali lagi ke mode krisis, saya rasa begitulah kondisinya, seperti rollercoaster sekarang di Man United. Rasanya enggak ada konsistensi, saya menonton laga itu dan berteriak saat unggul 2-0, Rasmus Hojlund," ujarnya di TNT Sports, dikutip Metro.

"Saat itu berpikir 'Wow, kita menemukan pahlawan'. Lalu tiba-tiba semuanya ambyar, mereka menyerah. Itu memberikan sinyal kurangnya karakter pada saat ini. Enggak ada karakter untuk menarik tim saat mereka dalam situasi sedikit kesulitan, atau di bawah sedikit tekanan."

"Mereka enggak punya pemimpin dan karakter untuk membawa tim melewati itu, atau belum punya cukup pemimpin dan sosok berkarakter untuk membawa mereka melalui momen-momen itu. Dan itulah yang dibutuhkan," cetus Ferdinand.




(raw/adp)

Hide Ads