Lautaro Sempat Tertekan usai Inter Kena Bantai di Final Liga Champions

Lautaro Sempat Tertekan usai Inter Kena Bantai di Final Liga Champions

Putra Rusdi K - Sepakbola
Sabtu, 06 Sep 2025 12:30 WIB
MILAN, ITALY - MAY 06: Lautaro MartΓ­nez of FC Internazionale celebrates the victory after the UEFA Champions League 2024/25 Semi Final Second Leg match between FC Internazionale Milano and FC Barcelona at Giuseppe Meazza Stadium on May 06, 2025 in Milan, Italy. (Photo by Giuseppe Bellini/Getty Images)
Foto: Getty Images/Giuseppe Bellini
Milan -

Lautaro Martinez mengungkap kekalahan telak Inter Milan di final Liga Champions 2024/2025 sempat membuatnya tertekan. Ia tak pernah menyangka Si Ular dibantai di final.

Inter Milan mengakhiri musim 2024/2025 dengan menyesakan. Si Ular gagal meraih gelar di musim tersebut.

Padahal, Inter sempat berpeluang meraih treble. Gelar juara yang di depan mata pupus usai mereka hanya jadi runner-up Serie A, tersingkir di semifinal Coppa Italia, dan puncaknya adalah Inter kalah di final Liga Champions dari Paris Saint-Germain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekalahan di final Liga Champions begitu memalukan untuk Nerazzurri. Pasalnya, mereka dibantai oleh Les Parisiens 0-5 di Allianz Arena.

ADVERTISEMENT

Kapten Inter Milan, Lautaro Martinez, mengungkapkan bahwa kekalahan di final Liga Champions 2024/2025 begitu mumukul dirinya. Lautaro merasa tertekan beberapa hari usai dikalahkan PSG.

"Saya tidak bisa bicara selama lima hari setelah Final Liga Champions melawan PSG. Saya merasa terganggu, sedikit tertekan, dan sedih. Kami mencapai dua Final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir," ujar Lautaro dikutip dari Football Italia.

"Kami menjalani musim yang hebat, tetapi di pertandingan terakhir, kami selalu kekurangan sesuatu untuk mencapai tujuan utama kami, yaitu memenangkan Liga Champions," jelasnya,

Kekalahan telak atas PSG di luar dugaan pada pemain Inter. Lautaro mengakui bahwa PSG lawan yang kuat. Namun, ia tak menyangka Inter seperti tanpa perlawanan di final.

"Minggu lalu, kami bersiap dalam suasana yang tenang, dengan rasa damai dan percaya diri. Jadi ya, 'ketidakberdayaan' adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan kami, karena kami tidak bisa melakukan apa pun yang telah kami latih. Kami tidak bisa menerapkannya di lapangan, dan itulah hal yang paling mengganggu kami," tambahnya.

(pur/ran)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads