Londo Omong Jowo

Kolom (Ngawur) Piala Dunia

Londo Omong Jowo

Djoko Suud Sukahar - Sepakbola
Rabu, 18 Jun 2014 13:25 WIB
Londo Omong Jowo
Ilustrasi: Jean Catuffe/Getty Images
Jakarta -

Londo (Belanda) luar biasa. Menggebuk juara bertahan Spanyol. Kini Tim Oranje menghadapi Australia. Diprediksi menang dan kelak bakal tampil sebagai juara Grup B. Saya jadi teringat Londo di Kota Tual, Kepulauan Kei.

Grup B nyaris dianggap sebagai milik Spanyol. Itu kalkulasi awal, karena posisinya sebagai juara bertahan. Di bawah kesebelasan ini, Belanda di ranking kedua. Tapi tak nyana. Di laga pertama justru Spanyol dipermalukan. Belanda mampu mengobrak-abrik pertahanan Iker Casillas, yang akhirnya ditekuk dengan skor telak 5-1.

Kini tinggal Australia dan Chile yang menjadi lawan Belanda. Tim ini dianggap kelasnya lebih rendah ketimbang Spanyol. Maka seluruh prediksi menyebut Belanda mudah mengatasi. Tim Oranje adalah raja di Grup B ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perspektif kelam, "Negeri Kincir Angin" itu amat dekat dengan bangsa Indonesia. Penjajahan yang dilakukan hampir setengah abad mengakrabkan negeri itu dengan rakyat negeri ini. Saking akrabnya, sampai-sampai saban ada bangsa lain yang berkulit putih selalu disebut Londo. Belanda.

Biarpun tidak berkulit putih, saya pernah dirasani sebagai Londo. Waktu itu dari Ambon menuju Tual dengan Merpati, hanya diberi tiket berangkat tidak ada untuk kembali. Alasannya demi pemerataan, petugas menyarankan tiket kembali dibeli di Tual nanti.

Dalam pesawat saya bersebelahan dengan pengusaha hotel. Ngobrol panjang, dia menyarankan agar saya menginap di hotelnya. Dia beri diskon bagus, juga layanan prima. Ketika turun dan dia pulang ke rumahnya, saya datangi hotel itu untuk check-in.

Di lobby tampak beberapa perempuan muda. Ketika saya masuk, mereka riuh memanggil teman-temannya. "Londo teko, Londo teko (Belanda datang)," kata mereka dalam bahasa Jawa. Mungkin itu karena penampilan saya yang hanya pakai celana pendek, berkaos dan memanggul tas gede seperti turis.

Mendengar mereka terus berisik membincangkan wajah, tubuh, barang yang saya bawa, dan menaksir isi kocek, saya pun menyahuti setengah bergurau. "Londo ndasmu iku (Belanda kepalamu itu)," kata saya. Kalimat ini ungkapan protes yang bersahabat dalam idiom Jawa.

Mereka kaget mendengar ucapan saya itu. Sambil tertawa mereka ramai-ramai menyahut : "Hei, Londone iso coro Jowo. (Hei, Belandanya bisa bahasa Jawa)," kata mereka ngakak. Kami pun langsung akrab di kota kecil yang terletak di Pulau Dullah itu.

Mereka adalah wanita penghibur yang berasal dari Jawa. Daerah asal mereka adalah 'wilayah hijau'. Wilayah yang sendi agamanya kuat. Dan merupakan aib besar jika ketahuan mengkaryakan diri sebagai wanita penghibur.

Rencana hanya tiga hari untuk kembali ke Ambon, hampir sebulan saya terdampar di daerah ini. Bersama wanita-wanita itu saya merasa seperti pulang kampung. Bidadari-bidadari itu memasakkan makanan khas desa, membuatkan sambal, dan berceloteh renyah dalam bahasa Jawa.

Merpati yang ingkar janji karena tidak ada penerbangan dari dan ke daerah ini lagi, KM Rinjani yang tidak sandar lagi karena terlalu banyaknya penumpang gelap, tidak terlalu memusingkan saya. Di perantauan ini saya temukan banyak saudara, kendati profesi mereka tidak layak dihormati.

Saya pun berkenalan dengan Yot Tomat, ritus mistik di daerah ini. Saya pun belajar tentang hukum adat Larvul Ngabal yang mempercepat mapping suku-suku yang bertebaran di kawasan ini. Dan itu yang akhirnya memaksa saya untuk kembali dan kembali lagi ke daerah yang pulau-pulaunya bergantian timbul dan tenggelam itu.

Kembali ke Brasil dan soal Belanda, superioritas Londo di Grup B ini kian mendekatkan kita pada harapan, bahwa tim ini akan melangkah semakin jauh. Dia punya kans besar sebagai calon juara pada Piala Dunia kali ini. Maka di banyak media sosial, yang menjagokan tim ini taklah langka. Belanda masuk sebagai salahsatu tim unggulan, kendati perang masihlah panjang.

===

*) Djoko Suud Sukahar adalah pemerhati sosial budaya. Penulis tinggal di Jakarta. Akun twitter: @jokosuudsukahar

(a2s/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads