"Saya sekarang bisa bernafas lega. Saya melakukan tes di sini, di Verona, dan akhirnya mengetahui apa masalahnya. Gangguan pada buluh tenggorokan, pada dasarnya hanya asma," ucap gadis berusia 20 tahun itu di ANSA.
Sebelum ini, sudah dua kali Pellegrini harus mundur ketika tengah berkompetisi akibat gangguan asma, yang pada saat itu belum terdeteksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, Pellegrini tetap diizinkan tim dokter untuk berkompetisi di kejuaraan Eropa karena gangguan yang dialaminya diduga hanya sekadar masalah hyperventilation biasa. Di kompetisi itu dia menorehkan rekor dunia 200 meter gaya bebas.
Akan tetapi, gangguan kedua kemudian menyerang pada sebuah ajang di Viterbo. Di sana dia memutuskan mundur karena merasa "ada sesuatu yang salah", dan dengan begitu urung menyelesaikan bagian kedua dari nomor 400 meter gaya bebas, nomor yang juga dia pegang rekor dunianya.
"Saya tak berbicara seharian," ucap Pellegrini mengenang serangan keduanya itu.
Setelah kini didiagnosa mengidap asma, Pellegrini diharuskan menggunakan inhaler, terutama sebelum berkompetisi. Hal itu dikarenakan obat anti-asma tidak diperkenankan penggunaannya olah badan olahraga yang berwenang, mengingat adanya kemungkinan penyalahgunaan yang mengarah ke perkara doping. Hanya pada kasus asma tertentu obat-obatan diperbolehkan.
"Saya tak pernah benar-benar takut bakal berhenti berkompetisi, karena saya tahu itu bukan masalah fisik yang serius. Tapi tetap ada ketakutan psikologis. Tak ada masalah dengan uji medis untuk mengikuti kompetisi," tandas Pellegrini.
Semoga tetap lancar berprestasi, Pellegrini.
(krs/a2s)