Diffuser yang Mengubah Wajah F1

Kaleidoskop Sport 2009 (April)

Diffuser yang Mengubah Wajah F1

- Sport
Kamis, 24 Des 2009 12:03 WIB
Jakarta - Bulan April 2009 ditandai dengan legalisasi perangkat diffuser di mobil sejumlah kontestan F1. Pengesahan diffuser itu mengubah wajah F1 secara keseluruhan tahun ini.

Melalui sebuah sidang banding, FIA pada tanggal 15 April memutuskan bahwa diffuser yang dipasang oleh Brawn GP, Toyota dan Williams. Kasus itu diajukan oleh tim-tim yang merasa diffuser bertingkat milik tiga tim di atas melanggar aturan.

Karena pengesahan itu, maka poin-poin yang diperoleh ketiga tim tersebut menjadi sah. Hal ini menjadi menentukan untuk perebutan gelar juara dunia pembalap dan konstruktor di akhir tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain persoalan diffuser itu, sejumlah peristiwa menarik terjadi di lintasan F1. Salah satunya adalah ketika GP Malaysia pada 5 April harus distop di tengah lomba karena hujan lebat.

Jenson Button yang saat itu sedang memimpin GP Malaysia akhirnya diputuskan sebagai pemenang. Namun karena belum memenuhi 75% jarak lomba, maka Button cuma mendapatkan separuh angka saja, yakni lima.

Itu adalah kemenangan kedua Button setelah ia juga menjuarai seri pertama di Australia. Setelah sempat disela kemenangan Sebastian Vettel di GP China, Button yang membela Brawn GP menang lagi di GP Bahrain.

Selain kabar dari sirkuit, F1 juga diguncang dengan rencana FIA yang ingin menerapkan pembatasan anggaran maksimal 40 juta poundsterling per tahun per tim mulai tahun 2010.

Rencana FIA yang sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah ada tim yang bankrut karena kekurangan dana menyusul krisis ekonomi global malah mengundang protes dari sejumlah tim.

Yang paling keras bersuara adalah Ferrari. Tim asal Italia itu bahkan mengancam akan menarik diri dari F1 bila FIA memaksakan pembatasan itu. Deadlock akibat pembatasan ini berlangsung sampai beberapa bulan.

Di ajang balapan roda dua, yakni MotoGP, juga terjadi kesulitan akibat cuaca. MotoGP Qatar yang merupakan seri pembuka harus ditunda sehari akibat hujan deras yang mengguyur sirkuit.

Mengingat situasi yang bisa membahayakan pembalap, apalagi lomba digelar di malam hari, maka lomba akhirnya ditunda sehari ke hari Senin (13/4). Di lomba sebenarnya, Casey Stoner sukses keluar sebagai juara.

Di seri MotoGP berikutnya di Jepang,Β  giliran Jorge Lorenzo yang jadi juara. Pembalap Spanyol itu mengungguli rival sekaligus rekan setimnya, Valentin Rossi.

Selain peristiwa di lintasan balap, sejumlah peristiwa penting juga terjadi di olahraga lain. Seperti misalnya legenda tinju Amerika Serikat, Oscar de la Hoya, yang pensiun.

De La Hoya pensiun di usia 36 tahun. Sepanjang karirnya di tinju amatir dan profesional, pria keturunan Meksiko itu telah mencatat sejumlah pencapaian penting, di antaranya medali emas Olimpiade 1992 dan beberapa titel dunia.

Selama karirnya di profesional, De La Hoya telah bertanding sebanyak 45 kali dan menang 39 kali, 30 di antaranya dengan KO. Enam laga De La Hoya berakhir dengan kekalahan.

Selain cerita mundurnya De La Hoya, kabar gembira muncul dari dunia tenis di mana petenis nomor satu dunia, Roger Federer, menikahi pacar yang sudah bertahun-tahun mendampinginya, Mirka Vavrinec.

Federer menikahi Vavrinec yang telah dipacarinya selama sembilan tahun pada 11 April. Sebulan sebelumnya, Vavrinec mengumumkan bahwa ia tengah mengandung anak dari petenis Swiss itu. (arp/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads