Mak Itam adalah satu di antara dua kereta api tertua di Indonesia, dibuat tahun 1965 kereta tersebut masih menggunakan lokomotif uap berbahan bakar batu bara. Kereta tersebut saat ini dioperasikan di Kabupaten Sawahlunto, setelah sebelumnya didatangkan dari Ambarawa, Jawa Tengah, pertengahan tahun 2009 silam.
"Ini disiapkan khusus untuk mengangkut pembalap saat akan start di Silungkang. Nanti akan ada dua ratusan pembalap yang akan menaikinya," terang Kepala Bagian Humas PT.KAI Divisi Regional II Sumatera Barat Syafrial Romeo, saat ditemui wartawan di Padang, Sabtu (4/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lebih menambah aroma khas Minagkabau, dalam perjalanan Mak Itam mengantarkan dua ratusan pembalap, petugas yang ikut di dalamnya akan mengenakan pakaian adat. Kesenian daerah juga akan dimainkan sebagai pengiring perjalanan.
Tak cukup sampai menjadi sarana transportasi pembalap menuju lokasi start, Mak Itam juga akan dipamerkan di lokasi finish Tour de Singkarak. Untuk mencapai lokasi tersebut, Mak Itam akan menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer dari Sawahlunto menuju Dermaga Danau Singkarak.
TdS 2011 akan diikuti oleh 234 pebalap dari 15 tim/negara yang meliputi Jepang, China, Iran, Indonesia, Filipina, Australia, Malaysia, Belanda, Inggris, China Taipei, Selandia Baru, Irlandia, Rusia, Kyrgistan dan Spanyol. Khusus peserta dari dalam negeri akan terbagi dalam 10 tim, yang meliputi sejumlah klub profesional dan tim nasional balap sepeda.
Seluruh 234 pembalap tersebut akan bertarung menaklukkan 7 etape, yaitu kawasan Kota Padang sebagai pembuka, Padang-Sicincin-Pariaman (etape II); Pariaman-Bukittinggi (III); Bukittinggi-Lembah Harau (IV); Payakumbuh-Sawahlunto (V); Sawahlunto-Istana Basa Pagaruyung (VI A); Istana Basa Pagaruyung-Padang Panjang (VI B); Padang Panjang-Danau Kembar (VII A); dan Danau KeVII B).
(din/nar)











































