Camacho, petinju tenar medio 1980-an yang pernah menggondol gelar juara dunia di tiga kelas berbeda--kelas ringan super, kelas ringan, kelas welter junior--ditembak orang tak dikenal, Selasa (20/11/2012), di kawasan San Juan, Puerto Rico.
Saat itu Camacho tengah berada di dalam mobil dan duduk di kursi penumpang. Peluru disebutkan menghantam rahangnya, menembus, dan kemudian bersarang di bagian bahu kanan Camacho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segera setelah kejadian penembakan tersebut Camacho langsung dilarikan ke rumah sakit setempat. Tim dokter sempat melaporkan kondisinya cukup stabil, tapi kemudian pada hari Rabu (21/11) dinihari waktu lokal, ia dihantam cardiac arrest, atau henti jantung mendadak (keadaan di mana jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh--red).
"Ini adalah pertarungan paling sengit dalam hidup Macho Camacho," ujar Ernesto Torres selaku direktur Pusat Medis Rio Piedras seperti dikutip Reuters.
"Belum ada perkembangan. Jantungnya berhenti. Kami bisa memberinya obat dan jantungnya akan memompa lagi. Ada aktivitas otak, tapi sangat rendah. Situasi Macho sangat kritis. Kemungkinannya tidak bagus," bebernya.
Sepanjang kariernya bertinju, Camacho sudah pernah bertarung dengan nama-nama besar seperti Roberto Duran, Oscar De La Hoya, Julio Cesar Chavez, Sugar Ray Leonard, Felix Trinidad, Ray Mancini, dan Greg Haugen. Kali terakhir ia bertarung dalam laga perebutan gelar pada 1997 dengan menantang juara kelas welter yang saat itu dipegang Oscar De La Hoya.
Pada tahun 2009 lalu, Camacho menyatakan pensiun dari dunia tinju. Akan tetapi, seorang kerabatnya yang turut menjenguk Camacho di rumah sakit, Steve Tannenbaum, mengatakan bahwa tahun depan Camacho berencana kembali naik ring.
"Kami tengah membicarkan kembalinya ia ke ring tinju, meski dia sudah berusia 50 tahun. Saya merasa ia masih mampu melakukannya (bertinju)," ujar Tannenbaum.
(krs/mfi)