Cara Atlet Menyiasati Gaji Pelatnas yang Belum Dibayarkan

Cara Atlet Menyiasati Gaji Pelatnas yang Belum Dibayarkan

- Sport
Selasa, 24 Sep 2013 12:23 WIB
detiksport/raya
Jakarta - Hingga kini pemerintah dan otoritas olahraga di Indonesia belum membayar gaji atlet dan ofisial pelatnas yang sedang dipersiapkan menghadapi SEA Games 2013. Alhasil para pembela negara itu harus menyiasati segala keperluannya.


Erik Syahputra, misalnya. Atlet kempo peraia medali perak di SEA Games 2011 ini tak memungkiri bahwa gaji yang tak kunjung diterima membuatnya "sengsara". Mencari bantuan dari orang lain harus dilakukannya sendiri.



"Mau tidak mau ya pinjam (sama teman). Soalnya uang sudah tidak ada, gajian juga belum keluar tiga bulan. Duit dari mana buat sehari-hari? Kalau minta orangtua takut mereka kepikiran, masak atlet pelatnas kayak begini. Makanya satu-satunya cara pinjam ke teman," tutur Erik dalam perbincangan dengan detiksport di hotel Atlet Century, Senayan, Senin (23/9/2013) kemarin.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merinci, untuk biaya hidup sebulan ia memerlukan sedikit Rp 1 juta, itu pun masih di luar makan. Semestinya, setiap bulan ia menerima gaji Rp 3 juta, tapi sudah tiga bulan belum memperoleh haknya itu.

"Uang yang ada saja diirit-irit. Kayak laundry, di hotel itu 'kan mahal, untuk kaus saja Rp 5.000,- per potong. Kalau seragam latihan bisa Rp 15 ribu. Makanya saya pakai laundry yang lain, ada di bawah dekat hotel, lebih murah," katanya.

Erik mengaku tak menyangka persiapan pelatnas SEA Games sampai begitu kacaunya. Menurutnya, kondisi ini lebih paling parah dibanding dua tahun lalu.

"Kalau waktu pelatnas 2011 pernah telat, tapi tidak sampai selama ini, sampai tiga bulan," terangnya.



Rekannya di pelatnas kempo, Nur Indah Ekayanti, mengalami hal serupa. Bedanya, ia lebih terbuka dengan keluarga, sehingga masalah yang dialaminya lebih terasa ringan karena dibantu kedua orang tuanya.



"Kebetulan ayah aku itu aktif di kempo. Jadi dia tahu kalau aku belum gajian. Makanya suka dikirim duit, walaupun tidak sebesar gaji kami ya. Dan nanti kalau gajian aku keluar, aku akan ganti," tuturnya.

Berhemat akhirnya menjadi pilihan yang harus diambil. Misal lain, Indah memilih melakukannya sendiri ketimbang memakai jasa laundry.



"Kalau aku cuci baju sendiri. Kalau laundry 'kan jadi keluar uang lagi, mahal pula," cetusnya.

"Juga kalau mau makan di luar, ya kalau ada duit saja. Kalau tidak, ya makan (jatah) di hotel," selorohnya sambil tertawa.

Apa yang dialami Erik dan Indah sesungguhnya dialami pula oleh banyak atlet pelatnas lain, yang memang hingga kini belum mendapat kejelasan, kapan sesungguhnya gaji mereka akan dibayarkan. Pihak Satlak Prima selama ini baru mengatakan "pasti akan dibayar, dirapel, tunggu saja, harap bersabar sedikit, dananya belum cair", dan sebagainya.

"Pengen banget protes sebenarnya, tapi tidak tahu ke mana. Lagipula, kita mau komentar juga bingung. Kalau banyak omong takut salah juga. Jadi, mau tidak mau curhatnya ke orangtua (dan keluarga).

"Harapannya sih uang saku cepat keluar, dan kebutuhan atletnya lebih diperhatikan," sambung Indah yang diamini Erik.




(mcy/a2s)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads