Berguru Muaythai pada Pelatih dari Negeri Asal

Berguru Muaythai pada Pelatih dari Negeri Asal

- Sport
Jumat, 27 Sep 2013 16:22 WIB
Jakarta - 
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. Waktunya tim pelatnas muaythai latihan. Peralatan pun sudah siap digunakan. Namun, ada yang berbeda pada latihan sore itu: ada sosok pelatih asing, dari Thailand.

Suaranya tak lantang keluar, tidak seperti umumnya pelatih menggenjot anak-anak didiknya. Ketimbang omongan, ia tampak lebih sering memeragakan gerakan-gerakan tertentu kepada yang sedang dilatih.

Sesekali ia menggunakan bahasa Inggris untuk mengarahkan si atlet. "Speed, speed, speed …" teriaknya kepada Dodi Mardian, salah satu yang sedang diajarinya tehnik ketepatan menendang di dalam ring pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dia sudah berteriak seperti itu, artinya ia minta Dodi untuk meningkatkan kecepatannya menendang.

Instruksi "terbatas" itu terus diulang hingga mendapatkan hasil tendangan yang sempurna, dilanjutkan dengan pukulan tangan, lalu kaki lagi. Begitu berulang kali.

Setelah beberapa menit, Dodi berpindah tempat. Ia keluar ring menuju matras lain di luar arena. Sebaliknya, sang pelatih memanggil atlet lain untuk giliran selanjutnya.

Sakdithat Sakdharat adalah pelatih asing asal Thailand tersebut, yang secara khusus diundang Pengurus Besar (PB) Muaythai Indonesia (MI). Ia bertugas mengajari teknik kepada para atlet muaythai yang dipersiapkan untuk SEA Games 2013 di Myanmar Desember nanti.

Sudah hampir satu minggu ini ia berada di Indonesia. Meski tak lancar bahasa Indonesia, tapi hampir semua atlet mengerti apa yang diajarkan. Beberapa kali ia juga dibantu oleh pelatih lain untuk menerjemahkan apa yang ia maksud.

"Sejauh ini soal bahasa tidak ada masalah. Kita nyambung-nyambung saja, enak kok diajarin sama beliau," ucap ketika berbincang dengan detiksport disela-sela latihan di Senayan, Jakarta, belum lama ini.

Rupanya ini bukan pertama kalinya Dodi dan kawan-kawan diajari oleh Sakdithat. Sebelumnya, ia sudah dua kali mengajari secara langsung para atlet muaythai Indonesia. Pertama saat training camp di Thailand, Maret lalu. Kemudian, bulan berikutnya dalam rangka persiapan Kejuraan Nasional di Bali.

"Kalau sama yang ini, berarti sudah ketiga kalinya. Jadi sudah biasa. Jadi tidak sulit lagi adaptasinya. Kalaupun ada soal penyebutan saja, karena beda bahasa itu. Misalnya, pelatih lokal sebutnya knee, kalau beliau kao," terang Dodi.

Tak hanya soal adaptasi, peraih emas pada Kejuraan Nasional di Bali ini juga merasakan perbedaan yang cukup signifikan ketika diajari oleh pelatih asing-yang berasal dari negerinya cabang olahraga bela diri tersebut.

"Enak banget, dia lebih rapi. Kita juga secara teknik lebih dapat," lanjut Doni.

"Kayak latihan tadi saja, dia lebih ke poin, bagaimana dalam waktu yang singkat cari poin sebanyak-banyaknya. Main di kaki, tapi tangan juga. Itu selalu diulang, jadi kitanya paham," tambah pria kelahiran Bandung, 10 Juli 1984 itu.

Dodi memang patut bangga, karena di sela-sela keterbatasan yang ada, pengurus PB bisa mengatasi kebutuhan atlet yang semestinya menjadi urusan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas.

Makanya, ia tak ingin membuang kesempatan ini untuk mencuri ilmu sebanyak-banyaknya dari sang pelatih.

"Ya kapan lagi, mumpung ada pelatih asing, belajar sebanyak-banyaknya. Aku juga suka sharing di hotel sama dia, banyak nanya, tanya pengalaman dia bertanding. Pokoknya dimanfaatkan banget lah momen ini.

"Dia juga bebas orangnya. Dia malah ingin kita-kita ini jadi juara semua. Dia dukung banget tim indonesia bisa juara," tambahnya.

Senada dengan Dodi, salah satu pelatih muaythai asal Indonesia, Nurahmi, juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, keberadaan pelatih asing otomatis membantu peningkatan pelatihan tim muaythai.

"Baru datang kurang lebih seminggu, untuk bantu-bantu atlet latihan tekniknya. Dia 'kan dari Thailand, pernah jadi atlet dan juara juga, jadi diharapkan bisa membantu atlet kita, dan pelatihan di sini," kata Nurahmi dalam kesempatan terpisah.

Ketua Umum PB MI Sudirman mengatakan, keterlibatan Sakdithat merupakan salah satu bagian dalam program pihaknya dalam persiapan menuju SEA Games 2013.

"Niat ini sudah dari dulu. Waktu Kejuaraan Nasional di Bali saja, dia sudah kita datangkan. Waktu training camp di Thailand, dia juga ikut melatih. Jadi ini program lanjutan. Cuma kenapa baru sekarang, karena dia baru ada waktu lagi," kata Sudirman.

Soal prestasi, kata Sudirman, jangan ragukan. Selain pernah juara di Asian Indoor Games, pelatih asing ini juga pernah juara SEA Games 2009.

"Makanya kita minta dia untuk melatih anak-anak di sini. Lagi pula, Thailand itu ‘kan asalnya muaythai. Secara tehnik pasti dia lebih paham," terangnya.

Lantas bagaimana dengan pembagian pelatihan. Sudirman menuturkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan  pelatih lain.

"Iya mereka sudah kita atur. Sakdithat lebih ke latihan teknik standar prestasi."



(mcy/a2s)

Hide Ads