Setelah terkendala di sana-sini, hingga kurang dari sebulan sebelum SEA Games digelar perbaikan juga belum dilakukan oleh pemerintah. Bahkan asupan suplemen yang berfungsi menjaga kebugaran para atlet saja belum sepenuhnya terpenuhi.
Atlet pelatnas Kempo, Rahmiyanti, misalnya, dia mengaku sampai saat ini kesulitan untuk mendapatkan vitamin. Bahkan ia harus menggunakan uang pribadi untuk memenuhi itu semua. Karena sejak Oktober lalu, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima)- pihak yang diberi mandat oleh pemerintah untuk mengurus hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan atlet pelatnas SEA Games- menghentikan pasokan vitamin bagi atlet karena kesulitan dana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ami - panggilan akrab Rahmiyanti menjelaskan, dalam sehari ia butuh dua jenis suplemen untuk menjaga kebugaran tubuhnya agar tetap fit. "Suka minum vitamin E dan vitamin C. E untuk menjaga daya tahan tubuh dan recovery."
Karena kesulitan mendapatkan asupan vitamin itu juga, sesekali ia pernah tidak mengkonsumsi vitamin sama sekali. "Selama dua minggu pernah engga minum. Kadang kita cuma mengandalkan susu yang dikasih di hotel," selorohnya.
Kempo termasuk cabang olahraga unggulan SEA Games tahun ini, di samping cabang olahraga lain seperti karate dan taekwondo. Berkaca dari perolehan kempo pada ajang SEA Games dua tahun lalu, para atlet kempo Indonesia sukses merebut delapan medali emas, tujuh perak, dan satu perunggu.
Pemerintah mengharapkan agar prestasi itu bisa terulang di tahun ini. Sayang target yang diberikan pemerintah tak didukung dengan kebutuhan atlet. “Sebenarnya engga hanya vitamin saja mba, kami juga belum punya baju untuk latihan dan tanding nanti. Body protector (pelindung badan) juga enggak,” katanya.
Pelatih kempo sekaligus wakil manajer pelatnas SEA Games Ferryanto mengamini pernyataan atletnya tersebut. "Mereka membeli vitamin dan suplemen tambahan itu biaya sendiri. Tapi kita 'kan juga khawatir, takutnya kalau beli sendiri suplemen itu mengandung doping (zat terlarang). Makanya kami awasi juga."
Persoalan yang sama juga dialami atlet pelatnas karate Imam Tauhid Ragananda. "Ya, kami sadar dengan kebutuhan kami ya akhirnya pakai duit sendiri," katanya.
Peraih medali perunggu pada SEA Games dua tahun silam itu mengatakan, untuk makanan biasanya mengkonsumsi nasi merah. "Kalau suplemen lain paling vitamin C, dan beberapa vitamin lain untuk menjaga kebugaran tubuh."
Dari kebutuhan itu setidaknya Imam harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 500 ribu perbulan. "Ya lumayanlah, sebenarnya 'kan persoalan ini bukan rahasia umum ya, semuanya sudah pada tahu," terangnya.
Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Satlak Prima, sebelumnya sempat mengunjungi sejumlah cabor yang berangkat ke SEA Games. Termasuk diantaranya karate.
"Ya kami sebenarnya berharap sekali sama pemerintah. Janganlah, Ibaratnya kami sudah meninggalkan semua, tapi kok untuk masalah kesehatan seperti vitamin, kok malah susah. Ya kami benar-benar berharap bangetlah soal kesehatan, vitamin, yang belakangan dicabut."
"Sebenarnya ini kan bukan lagi rahasia, suplemen dan kesehatan biasa saja di stop. It's okay, yang penting kita tetap berjuang," simpulnya.
(mcy/din)