Didesak, Penyatuan KONI-KOI

Didesak, Penyatuan KONI-KOI

Mercy Raya - Sport
Jumat, 03 Jan 2014 13:50 WIB
Jakarta - Tekanan agar Kementrian Pemuda dan Olahraga menyatukan KONI dan KOI terus muncul. Setelah atlet dan pengurus cabang olahraga, kini giliran KONI daerah yang menyuarakan desakannya.

Dukungan terakhir terkait penyatuan KONI-KOI datang dari Ketua Umum KONI Jawa Barat, β€ŽJumara Frasad Ratim. Disebut Jumara, dualisme antara KONI dan KOI sudah berujung pada buruknya prestasi olahraga Indonesia di SEA Games 2013 lalu.

"Saya atas nama KONI Jabar mengatakan mendukung penyatuan dua lembaga tersebut. Persoalan ini (prestasi jeblok) terjadi akibat dari dualisme kepemimpinan. Padahal seharusnya dua lembaga ini harus dipimpin hanya satu pemimpin saja, hanya beda di Sekretaris Jenderalnya saja. Makanya kami dukung sekali," terang Jumara ketika dihubungi detiksport, Jumat (3/1/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Desakan untuk segera menyatukan KONI dan KOI muncul setelah kedua organisasi tersebut terkesan saling lempar tanggung jawab atas kegagalan Indonesia di Myanmar. Ketua KONI Tono Suratman merasa pihaknya telah maksimal melakukan pekerjaannya. Kegagalan Indonesia di SEA Games XXVII dianggapnya merupakan tanggung jawab pemerintah dan juga KOI.

Di sisi lain, Rita Subowo juga menyebut kalau KOI sudah melakukan tugasnya dengan baik. Namun Rita juga tak menyangkal kalau ada ketidakharmonisan dengan KONI.

Jumara mendesak pemerintah mengambil langkah cepat terkait penyatuan tersebut karena Indonesia sudah ditunggu event besar lain yakni Asian Games 2014. Meski ia juga menyadari, pemerintah harus melalui jalan panjang. Karena harus mengamandemen Undang-Undang nomor 3 tahun 2005. Namun, ia yakin dengan penyatuan ini prestasi olahraga Indonesia akan lebih baik.

"Kami juga sudah bicara dengan komisi X, katanya akan dibahas 2014 ini. Ya harus secepatnya, karena bagi KONIDA sendiri, persoalan ini cukup berdampak. Ya gimana anak-anak mau berprestasi jika ada masalah ini, semua jadi terkendala dana terlambat, peralatan juga, pembinaan kontingen juga."

"Disini tugas KOI kan hanya memfasilitasi atlet-atlet di even internasional, sementara KONI untuk pembinaan, persiapan atlet. Tapi ini tidak jelas, seperti soal wushu yang dilantik KOI, itu kan keliru, harusnya KONI. β€ŽJadi memang harus segera diberesi semua," tambahnya.

Pernyataan senada datang dari KONI Daerah Sumatra Utara. Meski menyebut KONI dan KOI hanya kurang komunikasi, diyakini kalau penyatuan dua lembaga itu dianggap sebagai langkah yang sangat tepat.

"Kalau saya rasa engga ada perseteruan, ini cuma masalah beda pandangan saja dan kejelasan tugas sesuai Undang-Undang. Jadi sebenarnya hanya perlu komunikasi saja," kata John Ismail Lubis selaku Ketua Harian KONI Daerah Sumut.

"Tapi kalau ada niat pemerintah untuk menyatukan KONI-KOI, ya kami mendukung sekali.β€Ž Karena apapun namanya, penyatuan itu jauh lebih bagus daripada terpisah. Sama seperti dulu-dulu, tidak ada masalah."

"Yang satu tugasnya membina, yang satu membawa. Ini harus jelas dulu, apa arti membina, apa arti membawa, jangan membina tapi membawa juga. Ini jadi masalah. Atau KONI mempersiapkan atlet tiba-tiba KOI mencoretnya ini kan tidak pantas juga. Tapi kalau dikaji sama-sama, mana yang pantas dibawa mana, yang mana persiapan kedepan, akan lebih baik," terang John Ismail.

Kecuali efeknya pada masalah keuangan, John Ismail menyebut konflik di KONI-KOI seharusnya bukan jadi alasan atas buruknya prestasi Indonesia di SEA Games. Atlet sedianya hanya fokus pada latihan dan pencapaian target.

β€Ž"Kalau prestasi ke atlet tidak ada hubungannya, orang di atas yang ribut-ribut. Tidak pengaruh. Mungkin masalah dana saja. Yang harusnya ada try out, jadi tidak. Tapi kembali lagi, tak ada pengaruh, karena perbedaan pandangan itu kan di kalangan KONI-KOI, sementara pembinaan ada pada cabang olahraganya."

"Jadi tidak ada alasan gara-gara persoalan ini atlet jadi tidak berjuang. β€Žβ€ŽAtlet pun tidak begitu tahu permasalahan itu. Atlet itu kan tugasnya latihan-latihan dan latihan," tegasnya.

(mcy/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads