Ketujuh nama yang masuk dalam bursa pencalonan Kasatlak adalah Suwarno, Lukman Niode, Richard Sam Bera, Anton Subowo, Mulyana, Achmad Sucipto, dan Sadik Algadri. Nama-nama ini sudah berkurang dari yang sebelumnya tercetus, sebanyak sembilan orang, saat rapat dewan pelaksana Prima pada Kamis lalu di PP ITKON.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan tujuh calon ini akan melakukan fit and proper test lebih dulu, sebelum akhirnya dikurangi menjadi tiga calon, dan dipilih satu nama yang pas jadi Ketua Satlak Prima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini penting untuk kembali menggairahkan sekaligus memotivasi agar prestasi yang diharapkan meningkat bisa semakin baik. Seperti yang saya sampaikan pasca SEA Games kemarin, saya akan melakukan evaluasi ke dalam, nah salah satunya evaluasi pada Satlak Prima," lanjutnya kemudian.
Tak hanya soal Kasatlaknya, Imam juga berencana untuk memangkas personel Satlak Prima yang dinilainya saat ini terlalu gemuk. "Kami akan coba press (tekan), misalnya dari yang 150 orang menjadi 50 orang," sebutnya.
Hal ini juga terkait dengan revisi Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas yang ditandatangani 27 Maret 2010 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Revisi ini dilakukan agar Menpora punya kewenangan terkait kebijakan Prima. Menurutnya selama ini Kemenpora hanya menjadi pendengar saja dari kebijakan yang telah diputuskan oleh Prima.
"Ada beberapa pasal yang perlu diperbaiki di Perpres soal Satlak Prima. Pasal tentang kewenangan langsung misalnya, karena perdebatannya sekarang Satlak Prima seperti punya kewenangan sendiri. Seperti punya entitas sendiri, padahal Satlak sendiri merupakan bagian dari Kemenpora. Jadi nanti kami akan ubah kewenangannya, strukturnya linier nanti," tambah Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.
Perubahan draft Perpres soal satlak saat ini masih berada di Sekretaris Negara dan masih dalam pembahasan di tingkat kementerian terkait. Revisi itu nantinya akan melibatkan pemangku kepentingan lainnya, tidak hanya dari pihak Kemenpora, dan juga akan diuji ke publik.
"Secepatnya. Tapi bukan berarti sama dengan pengumuman soal Kasatlak Prima," ucap Gatot.
(mcy/a2s)