Ini Masukan buat Pengurus Baru KOI

Ini Masukan buat Pengurus Baru KOI

Mercy Raya - Sport
Senin, 02 Nov 2015 22:30 WIB
Ini Masukan buat Pengurus Baru KOI
(detikSport/Rengga Sancaya)
Jakarta -

Erick Thohir telah resmi menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Erick pun dituntut untuk meluangkan waktunya sebanyak mungkin demi menyukseskan Olimpiade 2016 dan Asian Games 2018.

Hotel Sheraton, Minggu (31/10) dini hari, menjadi saksi terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum KOI yang baru masa bakti 2015-2019. Tongkat estafet dari Ketum sebelumnya, Rita Subowo, diberikan lewat pemilihan di Kongres KOI. Nama Erick keluar sebagai pemenang setelah mendapat 31 suara, atau unggul empat suara dari pesaingnya E.F Hamidy yang hanya meraih 27 suara.

Usai meraih kemenangan, Erick yang juga merupakan Presiden Inter Milan itu menyatakan siap melakoni tugas sebagai Ketum KOI sesuai kebutuhan dan porsinya. Ia juga mengatakan, usahanya serta sejumlah jabatan yang ia punya tak akan mempengaruhi kinerjanya di KOI kelak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu juga yang diharapkan pengamat olahraga Indonesia sekaligus mantan Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Djoko Pramono. Dituturkan dia, siapapun yang terpilih menjadi Ketum KOI diharapkan bisa bekerja sebaik mungkin.

"Kita semua tahu, kebetulan keduanya (Ketum dan Waketum KOI) adalah pengusaha. Bapak Erick Thohir adalah seorang peβ€Žngusaha, Bapak Muddai Madang juga. Memang beliau-beliau masih tetap berusaha untuk memajukan perusahaannya masing-masing, tapi mereka berani maju menjadi Ketum dan Waketum KOI berarti mereka sudah harus siap menyisakan waktunya untuk KOI. Jadi jangan bangga pakai baju KOI tapi setelah itu tugasnya diserahkan sama staf-stafnya. Itu yang penting," kata Djoko kepada detikSport.

Terpilihnya mereka berdua untuk memimpin KOI, dianggap Djoko, sebagai sebuah terobosan. Terlebih KOI sebelumnya dipegang oleh para senior olahraga, seperti Agum Gumelar periode 2003-2007 dan Rita Subowo periode 2007-2011 dan 2011-2015.

"Saya sudah senang dipegang oleh adik-adik saya yang muda. Untuk itu, tunjukanlah bahwa generasi muda itu lebih baik. Apalagi kita akan menghadapi multievent yang cukup berat yaitu Olimpiade dan Asian Games. Jadi pandai-pandailah berkiprah," tambahnya.

Tugas berat memang sudah menanti kepengurusan KOI yang baru. Harapan besar tentu agar Indonesia tak sekadar jadi partisipan di Olimpiade 2016 atau penyelenggara yang sukses di Asian Games 2018. Mereka pun diminta untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk KOI ketimbang mengurusi hal lain.

"Sekarang ini sudah bukan jangka pendek lagi tapi semua sudah di depan mata. Kita tidak ada waktu lagi. Persiapan Asian Games itu minimal 5 tahun, sekarang tinggal berapa tahun? Sudah tidak bisa jalan, tapi sudah harus lari cepat. Enggak bisa hanya staf yang mengerjakan, atau saya koordinasi pakai telepon saja. Itu tidak bisa."

"Jadi ayolah tunjukan yang muda. Kami yang tua siap membantu. Jadi kalau dibutuhkan kami siap sekali untuk membantu. Saya, Pak Agum Gumelar, sangat mendukung. Begitu dengan Ibu Rita Subowo, meski sudah tak menjabat, saya pikir kecil atau besar keperluannya, beliau (Rita) masih diperlukan. Apalagi Ibu Rita hubungannya baik di luar negeri, baik ke IOC (Komite Olimpiade Internasional) maupun OCA (Komite Olimpiade Asia). Ya digunakan dong, manfaatkan semua," imbuhnya.

Ia pun berharap dengan kepengurusan KOI yang baru ada kerjasama yang baik dengan KONI, Satlak Prima, dan Pemerintah, untuk menyukseskan semua, minimal soal prestasi dan penyelenggaran Asian Games nanti.

"Karena kita sudah tidak bisa hanya berjalan saja, tapi lari cepat dalam mempersiapkan atlet. Memang tugas membina atlet adalah Satlak Prima, tapi KONI dan KOI juga harus membantu. Sekarang anggaran juga sudah disiapkan, masalah cukup atau tidak kita lihat nanti. Tapi yang sekarang harus dilihat adalah konsistensinya," pungkas Djoko.



(mcy/nds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads