KONI secara resmi membuka pendaftaran bakal calon ketua umum KONI dibuka pada 21 Oktober dan ditutup pada 19 November kemarin. Namun, dari sejumlah orang yang mengambil formulir, tercatat hanya Tono yang mengembalikan formulir pendaftaran.
Sempat ada usulan dari PB TI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia) dan KONI Nusa Tenggara Barat untuk menambah calon ketua umum dalam Musornas dengan memajukan Marciano Norman (Ketua PB TI ). Namun dalam sidang pleno KONI, nama Marciano ditolak oleh mayoritas suara yang hadir. Alhasil terpilihlah Tono secara aklamasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini menjadi kali kedua Tono terpilih menjadi ketua umum KONI. Tugas berat otomatis dipikulnya. Pada era kepemimpinannya sebelumnya, ia gagal meningkatkan prestasi Indonesia yang terus melorot. Dimulai dari SEA Games 2013 (posisi empat), kemudian Asian Games 2014 (gagal masuk 10 besar Asia), dan SEA Games 2015 (posisi lima), kini Tono diharapkan mampu menjawab tantangan masyarakat Indonesia untuk kedua kalinya.
"Tugas yang akan saya lakukan dalam waktu dekat adalah melanjutkan program-program yang masih belum dikerjakan, terutama masalah pembinaan atlet dan pelatih yang sangat terbatas. Kemudian program lainnya yang masih tertinggal akan kami kerjakan bersama-sama pengurus yang akan dibentuk," kata Tono ketika dihubungi, Minggu (29/11/2015).
"Kami juga akan mendorong pemerintah untuk masalah sarana dan prasarana untuk latihan dan kemudian apresiasi kepada atlet dan pelatih. Di samping membina hubungan yang baik antara KONI dan KOI supaya terealisasi hasil yang lebih optimal," lanjutnya.
Hal ini, kata Tono, sekaligus untuk menjawab kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap KONI setelah kembali dipimpin oleh dirinya. Meski, tidak serta merta menjadi tugas KONI seutuhnya.
"Pada prinsipnya kami selalu berusaha yang terbaik untuk diberikan kepada negara. Tapi, jika itu dibebankan oleh KONI tanpa dukungan penuh dari pemerintah, bukan hanya dana, tapi sarana dan prasana, atau peralatan yang tidak tepat waktu, juga tidak akan bisa. Yang jelas KONI akan berusaha semaksimal mungkin, karena prestasi tidak hanya dana, tapi semuanya. Tapi, jangan juga hanya dibebani KONI saja," jelasnya.
Tono juga akan segera membentuk kepengurusannya yang baru. Dia diberi waktu 30 hari untuk membentuk keorganisasinnya sebelum akhirnya melaporkannya kepada Menpora Imam Nahrawi.
"Segera kami akan bertemu dengan Bapak Menteri. Kami usahakan terbentuk pengurus yang baru dulu," kata Tono.
Tak hanya kepada Menpora, Tono juga sudah berencana untuk bersilaturahmi dengan Ketua Umum KOI Erick Thohir dan Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto guna menjalin hubungan yang lebih baik dengan kedua belah pihak.
"Tentu, kami akan bertemu dengan mereka juga. Kami akan berkoordinasi dengan Ketum KOI dan Kasatlak Prima yang baru. Komunikasi dengan lembaga atau stakeholder (pemangku kepentingan, red) terkait penting untuk kelangsungan olahraga Indonesia Sehingga sasaran yang ditargetkan bisa tercapai," tutupnya.
(mcy/roz)