Drawa dan Maskot-Maskot Asian Games Lainnya

Drawa dan Maskot-Maskot Asian Games Lainnya

Mohammad Resha Pratama - Sport
Rabu, 30 Des 2015 16:30 WIB
Drawa dan Maskot-Maskot Asian Games Lainnya
Jakarta -

Maskot Asian Games 2018, Drawa, tengah jadi buah bibir saat ini. Lalu, seperti apa maskot-maskot pendahulu Derawa yang selalu menghiasi setiap perhelatan Asian Games.

Drawa diluncurkan pada Minggu (27/12/2015), ditampilkan sebagai burung khas Papua, cendrawasih. Agar lebih Indonesia, Drawa mengenakan kostum pencak silat.

Tapi kemunculan maskot itu mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Termasuk komunitas seni dan masyarakat awam. -Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pembuatnya -, desain itu dinilai terlalu "kuno". Dari sejumlah pembaca detikcom sendiri, diharapkan adanya perubahan atau desain ulang Drawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan ada yang menganggap Drawa bukanlah burung Cendrawasih melainkan lebih mirip dengan ayam.

Maskot sendiri mulai diperkenalkan pada edisi Asian Games tahun 1982. Lalu seperti apa maskot-maskot yang dipakai negara tuan rumah sebelumnya?

Asian Games 1982 New Delhi - Appu



Appu adalah maskot pertama Asian Games. Gajah asia ini disebut sebagai perwakilan dari kesetiaan, kebijaksanaan, dan kekuatan. Appu memakai bindi di dahinya, seperti wanita India, yang merupakan lambang dari OCA (Komite Olimpiade Asia)

Asian Games 1986 Seoul - Hodori



Harimau dipakai sebagai maskot untuk perhelatan Asian Games 1986 di Seoul. Binatang itu dipilih karena eratnya hubungan dengan kebudayaan asli Korea Selatan.Hodori memakai topi khas petani dengan background huruf S untuk Seoul serta mengalungkan sebuah medali. Hodori juga digunakan untuk perhelatan Olimpiade dua tahun setelahnya di kota yang sama.

Asian Games 1990 Beijing - Panpan



Seekor panda bernama Panpan dipilih sebagai maskot Asian Games 1990 Beijing. Panda tak lain adalah binatang khas 'Negeri Tirai Bambu' tersebut, yang terlihat sedang memegang medali di tangan kiri dan mengacungkan jempol kanan. Panpan ini merupakan cerminan dari semangat, persahabatan, dan perdamaian

Asian Games 1994 Hiroshima - Poppo dan Coccu



Poppo dan Coccu adalah maskot Asian Games 1994 di Hiroshima, Jepang. Poppo dan Coccu bukanlah bebek seperti yang terlihat di gambar melainkan dua ekor burung merpati. Burung ini melambangkan perdamaian di Asia.

Asian Games 1998 Bangkok - Chaiyo



Gajah merupakan Binatang khas Thailand, tempat perhelatan Asian Games 1998. Gajah merupakan perlambang kesucian dan kekuatan. Sedangkah Chaiyo berarti keharmonisan, sukacita, kesuksesan, dan kebahagiaan.

Asian Games 2002 Busan - Duria



Duria adalah maskot Asian Games 2002 yang dihelat di kota Busan, Korea Selatan, berbentuk burung Camar. Busan sendiri dijuluki Kota Burung karena banyaknya burung yang berlalu lintas di sana. Nama Duria diambil dari "Durative" dan "Asia", bahasa Korea yang artinya Kamu dan Kita bersama-sama, melambangkan persatuan antara negara-negara peserta.

Asian Games 2006 Doha - Oryx



Panitia di Qatar sana memilih Oryx sebagai maskor Asian Games 2006. Oryx adalah binatang khas di daerah gurun Timur Tengah, antelop berukuran sedang yang mempunyai dua tanduk sangat panjang. Oryx sendiri merupakan salah satu binatang langka di dunia, dengan popullasi 6.000-7.000 di seluruh dunia.

Asian Games 2010 Guangzhou - A Xiang, A He, A Ru, A Yi, dan Le Yangyang



Domba dipilih sebagai maskot perhelatan Asian Games 2010 di Guangzhou, China. Ada lima domba yang diberi nama A Xiang, A He, A Ru, A Yi, dan Le Yangyang

Ada empat domba kecil dan satu domba besar yang merupakan perlambang harmoni, berkah, kesuksesan, dan kebahagiaan, dalam karakter China.

Asian Games 2014 Incheon - Barame, Chumuro, dan Vichuan



Singa laut dipilih sebagai maskot Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Tiga singa laut yang diberi nama Barame, Chumuro, dan Vichuan, dalam bahasa Korea berarti angin, tarian, dan cahaya. Ini sebagai perlambang perdamaian antara Korsel dan Korea Utara di masa mendatang.

Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang - Drawa



Pada perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, dipilihlah burung khas Papuas, Cendrawasih, yang diberi nama Drawa. Maskot ini lantas mendapat kritik keras karena desainnya yang terbilang "kuno"

Tak cuma itu, tidak ada filosofi atau makna di balik pemilihan Drawa sebagai maskot, yang membuat pemerintah serta KOI dipertanyakan keseriusannya menjadi tuan rumah.

(mrp/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads