Perekrutan pay driver sesungguhnya sudah lama menjadi sebuah model bisnis dalam kejuaraan balapan mobil Formula 1. Tarif untuk Rio Haryanto pun dianggap tak mahal.
Secara gampang, istilah 'pay driver' merujuk pada pebalap yang membawakan uang/sponsor kepada tim yang akan menampungnya. Di kancah F1, tim-tim memerlukan dana sangat besar karena ongkos mengikuti kompetisi ini memang tinggu.
[Baca selengkapnya: Rio Haryanto, Pay Driver, dan Model Perekrutan Pebalap F1 ]
Red Bull, misalnya, tahun lalu (2015) membuat anggaran sebesar 468,7 juta euro atau sekitar Rp 7 triliun. Di musim yang sama, dana operasional Manor ditaksir senilai 83 juta euro (Rp 1,2 triliun).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piers sekaligus menjelaskan kabar bahwa pebalap Jerman Pascal Wherlein, yang telah ditetapkan Manor sebagai salah satu driver-nya, hanya menyetor 5 juta euro kepada tim yang bermarkas di Inggris itu.
"Sebenarnya sama, cuma bedanya pembayaran Pascal tidak dibebankan sendiri karena dia merupakan pebalap yang disponsori (disubsidi) Mercedes. Seperti yang dilakukan Petronas buat Lewis Hamilton dan Nico Rosberg untuk masuk dalam tim Mercedes," kata Piers lewat pesan singkatnya, Rabu (17/2/2016).
Wherlein memang merupakan pebalap junior binaan Mercedes. Ia tercatat sebagai pebalap termuda yang pernah memenangi sebuah seri di kompetisi DTM (Deutsche Tourenwagen Masters), dalam usia 19 tahun di musim 2014. Kala menjuarai ajang itu di musim 2015, ia pun menorehkan rekor sebagai juara termuda (21 tahun).
"Manor itu membutuhkan 100 juta euro untuk balapan dalam satu musim. Semakin banyak uang yang dimiliki tim, semakin cepat mobil yang mereka miliki," tambah Piers, seraya menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian Manor soal Rio.
(mcy/a2s)











































