Ali menghembuskan napas terakhirnya pada 3 Juni. Legenda tinju dunia itu meninggal dunia di usia 74 tahun setelah dirawat selama lima hari di sebuah rumah sakit di Phoenix, Arizona, karena mengalami masalah pernapasan.
Sebelum dimakamkan, jenazah pria yang terlahir dengan nama Cassius Clay itu disalatkan di gedung Kentucky Exposition Center di Louisville, Kentucky. Salat jenazah tersebut dipimpin oleh Imam Zaid Shakir, seorang ulama ternama Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah disalatkan, peti jenazah Ali dibawa keliling Louisville yang merupakan kampung halamannya. Sekitar pukul 10.30 waktu setempat, iring-iringan yang mengawal peti jenazah Ali mulai bergerak dari rumah duka AD Porter & Sons. Rute perjalanan melewati sejumlah lokasi penting bagi Ali, mulai dari rumah masa kecilnya, Muhammad Ali Center, kemudian Center for African-American Heritage, dan juga sepanjang Muhammad Ali Boulevard, dan berakhir di Cave Hill Cemetery.
Iring-iringan kendaraan yang mengawal peti jenazah Ali mendapat sambutan dan warga Louisville. Warga berkerumun di pinggir jalan sambil membawa poster dan spanduk bertuliskan nama Ali serta pesan untuk mendiang. Lemparan bunga serta teriakan 'Ali!' juga mengiringi petinju legendaris itu menuju peristirahatan terakhirnya.
![]() |
Prosesi pemakaman Ali digelar sesuai ajaran Islam. Namun prosesi tersebut berlangsung secara tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat.
Acara memorial untuk mengenang mendiang Ali kemudian digelar secara terbuka usai pemakaman. Diperkirakan ada lebih dari 10.000 orang yang memadati KFC Yum! Center, Louisville, untuk memberikan penghormatan terakhirnya kepada Ali.
![]() |
Sementara itu, Presiden Barack Obama tak bisa menghadiri rangkaian acara. Lewat ajudannya, Valerie Jarrett, Obama menyampaikan penghormatannya untuk mendiang Ali melalui sebuah surat.
"Anda tidak bisa 'mempercantiknya', dan ya, dia juga cantik. Muhammad Ali adalah Amerika. Muhammad Ali akan selalu jadi Amerika. Sungguh pria yang luar biasa," tulis Obama dalam suratnya seperti dikutip dari BBC.
Pihak keluarga juga menyampaikan euloginya. Sang istri, Lonnie, menyampaikan penghormatan terakhirnya untuk mendiang Ali.
"Jika Muhammad tidak suka aturan, dia menulis ulang kembali. Agamanya, keyakinannya, namanya adalah gayanya, tidak peduli berapapun nilainya," ucap Lonnie.
"Muhammad ingin anak-anak muda dengan setiap latar belakang melihat hidupnya sebagai bukti bahwa kesulitan bisa membuatmu lebih kuat. Itu tidak bisa merebutmu dari kekuatan bermimpi dan untuk meraih mimpi," katanya.
Selamat jalan, Ali...
(nds/mfi)