Saat start dan finis pada pergelaran sebelum-sebelumnya di Monas, Jakarta International 10K bisa diikuti 35 ribu peserta. Tahun ini perhelatan dipindahkan ke Kuningan seiring larangan menggelar acara komersial di Monas.
Dengan area yang lebih sempit untuk start dan finis, panitia menanggung konsekuensi mengurangi jumlah peserta. Jika sebelumnya 35 ribu, kini MILO Jakarta International 10K diramaikan 15 ribu peserta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segala perubahan ini tidak mengurangi antusias peserta. Sebaliknya, jalur steril membuat mereka merasa lebih aman.
"Ini awal yang bagus, karena tidak ada yang protes dan mengajukan keluhan," kata Donny Wahyudi, senior sport marketing executive MILO at Nestle.
![]() |
Dari jumlah peserta itu ada tiga kategori yang dilombakan, yakni open, closed, dan kategori pelajar. Dalam ajang yang dihelat di Kuningan, Minggu (24/7/2016), Agus Prayogo dan Rini Budiarti yang menjadi juara kategori putra dan putri nasional (closed). Dua pelari Kenya, Paul Eyanae dan Penina Jepkoec Kigem dari Kenya menjadi juara kategori open putra dan putri. Sementara juara pelajar menjadi milik Ilham Aprigitano dan Nani Dwi Purwati.
Dengan konsekuensi itu muncul wacana agar gengsi MILO Jakarta International 10K tak menurun. "Ada poin-poin yang membuat MILO Jakarta International 10K berbeda tahun ini. Salah satunya, tak menggunakan APBD sama sekali, nol rupiah. Lokasi juga berpindah dari Monas ke sini," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Dinas Olahraga dan Pemuda (Binpres Disorda) DKI Jakarta, Teddy Cahyono.
"Pemindahan ke lokasi yang lebih sempit ini jangan sampai menurunkan gengsi perlombaan. Ada usulan untuk membuat seri di lima wilayah DKI Jakarta kemudian acara ini akan jadi ajang finalnya. Hanya pelari-pelari dengan catatan waktu yang memenuhi limit yang akan tampil di sini," ucap Teddy.
(fem/roz)