Perkenalan Bhin Bhin, Atung, dan Ika dilakukan di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (28/7/2016), bersamaan dengan peluncuran logo Asian Games 2018 yang baru. Acara tersebut dihadiri Menpora Imam Nahrawi, Waketum KOI Muddai Madang, INASGOC (Indonesia Asian Games Committee), Staf Kepresidenan Teten, dan Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.
Triawan mengatakan, apa yang terpilih sudah merupakan berbagai pertimbangan dan kaidah-kaidah dari pemilihan sebuah brand indentity system, di mana semua sudah sesuai prosedur sayembera yang dilaksanakan sejak empat bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah proses sayembara yang berlangsung empat bulan itulah kemudian dipilih tiga terbaik oleh tim ahli dan diberikan kepada Badan Ekonomi Kreatif dan Menpora. Hingga akhirnya dipilihlah satu desain logo berikut tiga maskot terbaik. Adalah perusahaan studio grafis bernama 'Feat Studio' yang akhirnya memenanginya.
Feat menawarkan logo yang didasari dari bangunan Stadiom Utama Gelora Bung Karno. Sedangkan Bhin Bhin, Ika, dan Atung diambil dari burung cenderawasih, badak bercula satu, dan rusa bawean.
"Kalau mendengar pertimbangan dari si pembuat, kami ingin bawa tiga semangat dari tiga karakter ini. Burung cenderawasih pintar menyiasati predator dan lawan, sementara badak melambangkan power di mana olahraga ada hal itu. Tetapi di luar itu, ketiganya adalah semangat dari kompetisi," Triawan menjelaskan.
Nantinya, ketiga karakter ini pun bisa dimunculkan dalam bentuk sendiri-sendiri atau satu kesatuan. Lebih lanjut, Triawan menjelaskan, untuk memilih desain logo dan maskot Asian Games 2018 sejatinya tidak harus melalui persetujuan atau keputusan Presiden RI Joko Widodo, namun cukup Bekraf dan Menpora. Hanya, penting jika Presiden akhirnya juga menyetujuinya.
"Saya secara pribadi memberikan desain logo dan maskot serta sistemnya ke Presiden. Saya bilang ke Presiden ini yang terbaik. Pak Jokowi juga bilang, 'Saya juga suka.' Sebenarnya, tidak melalui persetujuan Presiden logo dan maskot bisa berjalan, tetapi kita ingin Presiden juga suka dong, setuju juga. Makanya Presiden ikut memilih juga," kata Triawan.
Sayembara Bhin Bhin, Atung, dan Ika dilakukan setelah maskot sebelumnya, yakni Drawa, dianggap kurang oke. Desain Drawa, yang terinspirasi cenderawasih, dianggap jadul dan ketinggalan zaman. Oleh karena itu, Kemenpora menggandeng Bekraf untuk membuat sayembara maskot baru.
Triawan meyakini logo dan maskot yang baru bakal banyak yang menyetujui. Kendati kritik juga tak bisa dihindari. "Justru saya sedang banyak menerima pujian bertubi-tubi dari mana-mana. Mereka bilang ini baru profesional, dan memberikan semangat. Macam-macam pujian. Kalaupun nanti ada kritik lagi, ya, namanya desain hal itu pasti ada, tapi sebagai tim ahli kami sudah pertimbangkan beberapa hal dan haters selalu ada," ujarnya.
(mcy/roz)