Kegagalan tersebut tak pelak menjadi tamparan keras untuk semua pihak. Tak hanya PP Perpani, tetapi juga Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Mereka pun bakal dievaluasi secara menyeluruh untuk mencari kendalanya.
Empat pepanah Indonesia kandas satu per satu. Hanya pepanah putra Indonesia Riau Ega Agatha Salsabila yang bisa bertahan sampai babak 16 besar nomor recurve perorangan. Riau dikalahkan pepanah asal Italia, Mauro Nespoli, dalam laga Jumat (12/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim panahan recurve putra pun juga tak bisa tampil maksimal, setelah dikalahkan tim Amerika Serikat.
"Ya, saya tidak bisa mendahului ya. Setelah (Olimpiade) ini kita akan evaluasi bersama. Antara PB, pelatih, saya akan tanyakan apa yang kurang," kata Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto.
Setelah PP Perpani menggenggam tiket Olimpiade beberapa waktu lalu, berbagai persiapan yang tujuannya meningkatkan perfoma atlet terus digeber jajaran tim pelatih, baik di Jakarta maupun Yogyakarta.
Saat latihan di Yogyakarta para pepanah bahkan digeber akurasinya dengan kondisi Pantai Parangtritis yang berangin dan hujan. Tim pun amat dibatasi untuk berkomunikasi dengan kalangan media massa.
Meski demikian, hasil yang didapat dari Rio pun ternyata tak sesuai harapan. Panahan kembali ke tanah air tanpa medali Olimpiade.
Tjipto, demikian Achmad Soetjipto disapa, pun sebenarnya menyayangkan hasil itu, karena harapan pada cabang panahan terbilang besar.
"Ya harus dicari tahu apakah karena hujan, atau faktor eksternal di luar kemampuan atlet, atau ada faktor lain. Itu yang akan kita lihat," ungkapnya.
"Tapi yang terpenting, jangan menyalahkan atlet, tapi salahkan saya," tambah dia.
(mcy/a2s)











































