"Tidak ada masalah. Tetap seperti kesepakatan awal, baik untuk atlet maupun pelatih," ujar Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga yang juga Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, kepada detiksport, Selasa (30/8/2016).
Pebulutangkis Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade lalu, masing-masing diganjar Rp 5 miliar. Sedangkan kepada dua peraih perak, yakni lifter Sri Wahyuni dan Eko Yuli Irawan, dihadiahi masing-masing Rp 2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca juga: Emas Olimpiade dan Budaya Kompetitif]
Sebenarnya, lanjut dia, bonus juga disiapkan untuk asisten pelatih. Namun Kemenpora tidak mendapat laporan data bahwa para pelatih peraih medali itu juga didampingi asisten.
Pun dengan bonus untuk Paralimpiade yang akan berlangsung pada 7-18 September mendatang di Rio de Janeiro, Brasil. Tidak ada perbedaan jumlah bonus dengan yang diterima atlet/pelatih di Olimpiade.
"Jadi kita tinggal menunggu hasil Paralimpiade. Target kami bisa dapat satu medali emas," sebut Gatot.
Total dana yang dianggarkan untuk bonus oleh pemerintah dari dua event tersebut adalah Rp 41 miliar. Pemberiannya akan dilakukan setelah Paralimpiade selesai.
(mcy/a2s)