Tim PON Jabar kecewa dengan keputusan panitia penyelenggara yang mendiskualifikasi keikutsertaan pada nomor 5.000 meter relay putri dan nomor 15.000 meter eliminasi. Para atlet pun menangis dan protes keras terhadap keputusan wasit itu.
Malah muncul dugaan kalau hasil keputusan itu diintervensi oleh PB Perserosi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada intervensi sama sekali dari PB. Semua sudah sesuai aturan kok," kata Dani di Lapangan Saparua, Kota Bandung, Sabtu (24/9/2016).
Dani menjelaskan diskualifikasi yang diterima tim sepatu roda putri Jabar nomor 5.000 meter relay, sudah sesuai aturan. Panitia menganulir kemenangan tuan rumah karena melakukan tiga kali pelanggaran.
"Sesuai dengan peraturan itu, kalau sudah tiga kali melakukan pelanggaran akan didiskualifikasi. Tapi hanya tim putri saja yang kita diskualifikasi, kalau tim putra nomor 15.000 meter eliminasi tidak," ujar dia.
Ia mengaku kecewa dengan reaksi berlebihan yang diperlihatkan tim Jabar. Apalagi para atlet dan ofisial tuan rumah juga sempat menghujat panpel yang dianggap tidak becus dan tak adil dalam perlombaan.
"Seharusnya tidak ada kata-kata kasar seperti itu. Sebagai tuan rumah sangat tidak pantas. Dalam hal ini Jabar bukan tuan rumah yang baik," kata dia.
"Harusnya mereka bisa legowo dan menghormati keputusan tersebut. Bukan malah memaki panitia," pungkasnya.
Masalah tersebut menjadi jilid kedua di sepatu roda. Selama perlombaan sepatu roda masih menggunakan alat pencatat waktu manual yang akurasinya diragukan.
(fem/fem)











































