Ini Tanggapan PB Perserosi Soal Tudingan Intervensi Diskualifikasi Jabar

PON XIX

Ini Tanggapan PB Perserosi Soal Tudingan Intervensi Diskualifikasi Jabar

Mukhlis Dinillah - Sport
Sabtu, 24 Sep 2016 19:17 WIB
Foto: Mukhlis Dinillah/detikSport
Bandung - PB Perserosi disebut-sebut mengintervensi hasil final dua nomor sepatu roda PON XIX/2016 hingga membuat Jabar didiskualifikasi hari ini. Mereka membela diri.

Tim PON Jabar kecewa dengan keputusan panitia penyelenggara yang mendiskualifikasi keikutsertaan pada nomor 5.000 meter relay putri dan nomor 15.000 meter eliminasi. Para atlet pun menangis dan protes keras terhadap keputusan wasit itu.

Malah muncul dugaan kalau hasil keputusan itu diintervensi oleh PB Perserosi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi tudingan itu, Ketua PB Perserosi (Pengurus Besar Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia) Dani Buldansyah menegaskan pihaknya tidak melakukan intervensi apapun terhadap keputusan panpel. Semua keputusan sudah sesuai dengan aturan main.

"Tidak ada intervensi sama sekali dari PB. Semua sudah sesuai aturan kok," kata Dani di Lapangan Saparua, Kota Bandung, Sabtu (24/9/2016).

Dani menjelaskan diskualifikasi yang diterima tim sepatu roda putri Jabar nomor 5.000 meter relay, sudah sesuai aturan. Panitia menganulir kemenangan tuan rumah karena melakukan tiga kali pelanggaran.

"Sesuai dengan peraturan itu, kalau sudah tiga kali melakukan pelanggaran akan didiskualifikasi. Tapi hanya tim putri saja yang kita diskualifikasi, kalau tim putra nomor 15.000 meter eliminasi tidak," ujar dia.

Ia mengaku kecewa dengan reaksi berlebihan yang diperlihatkan tim Jabar. Apalagi para atlet dan ofisial tuan rumah juga sempat menghujat panpel yang dianggap tidak becus dan tak adil dalam perlombaan.

"Seharusnya tidak ada kata-kata kasar seperti itu. Sebagai tuan rumah sangat tidak pantas. Dalam hal ini Jabar bukan tuan rumah yang baik," kata dia.

"Harusnya mereka bisa legowo dan menghormati keputusan tersebut. Bukan malah memaki panitia," pungkasnya.

Masalah tersebut menjadi jilid kedua di sepatu roda. Selama perlombaan sepatu roda masih menggunakan alat pencatat waktu manual yang akurasinya diragukan.


(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads