Ketua Umum PB Pertina Jhony Asadoma menganggap protes dari PB Pertina Papua merupakan sebuah kewajaran dalam setiap kejuaraan. Menurutnya, hal semacam itu biasa terjadi tidak hanya di level nasional, tapi juga sekelas Olimpiade.
[Baca Juga: Merasa Dicurangi Selama PON, PB Pertina Papua Ancam Bubarkan Diri]
"Saat pertandingan berlangsung, seorang ofisial, baik pelatih maupun manajer, biasanya hanya melihat pukulan masuk petinjunya saja, tanpa melihat pukulan lawan yang masuk. Ini seringkali memicu ketidakpuasan," jelas Jhony kepada sejumlah wartawan di ruang media center Venue Tinju GOR Palabuhanratu, Sukabumi, Selasa (27/9/2016).
Menurut Jhony, selama PON XIX/2016, PB Pertina sendiri telah menjatuhkan skors terhadap 10 wasit hakim. PB Pertina menganggap performa para hakim wasit memimpin pertandingan dianggap buruk.
"Sejak semifinal pertama mereka sudah tak memimpin pertandingan dan kita menilai performa mereka dianggap buruk. Ini merupakan salah satu upaya dari pusat agar pertandingan berjalan dengan fair," terangnya.
Jhony berharap ancaman PB Pertina Papua terkait tidak ikut serta dalam PON XX/2020 nanti tak serius. Menurutnya, hal itu malah akan mengorbankan nasib atlet.
"PON bukan segala-galanya. Ancaman itu hanya akan mematikan karier tinju potensial. Mereka yang bagus tak akan muncul lagi. Tapi, saya rasa itu tidak serius hanya sebatas ungkapan sesaat karena situasi yang panas," tandasnya.
(roz/mfi)