Adalah pengurus dari Persocci (Perkumpulan Street Soccer Indonesia) yang mengeluhkan sikap tidak profesional JATGOC (Jakarta TAFISA Games Organizing Committe), yang diketuai Hayono Isman. Pengurus yang tidak ingin disebutkan namanya ini mengaku kecewa dengan pelayanan dan kerja panitia.
Yang paling fatal, panitia disebutnya melakukan kesalahan dalam pengaturan jadwal. Akibatnya hari ini tidak ada sama sekali pertandingan yang dilangsungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengeluhkan buruknya pelayanan yang diberikan. Selain ketiadaan penginapan, dana penyelenggaraan juga sangat terbatas. Ini kemudian memberi banyak pengaruh dalam pelaksanaan pertandingan.
![]() |
"Panitia kurang profesional. Kami habis waktu buat begini-begini saja. Padahal sudah daftar ulang segala macam dan lainnya. Kacau deh. Ini saja panitia harusnya dapat penginapan, tapi ini tidak dapat hasilnya ya gelar karpet saja," kata dia.
"Sekarang kami buat proposal total biayanya sekitar Rp 1,2 miliar. Tapi dipotong sampai jadinya Rp 200 juta. itu belum dipotong pajak, kalau dipotong ya cuma Rp 102 juta," ketusnya.
Akibat dari pemangkasan itu, Persocci pun gelar gaweannya secara minimal, menggunakan lapangan di bawah standar internasional. "Harusnya itu lapangannya 22x16 meter tapi berhubung ini kita ya dimanfaatkan saja yang ada. Kami pakai yang medium 12x18 meter. Jadi ya memang di bawah standar."
![]() |
Keluhan lain datang dari pemain kontes e-Sport (olahraga game online), Ananda Rizky Fauzi. Rizky yang turun bertanding pada event League of Legend ini mengaku hanya diberi uang saku dan akomodasi sebesar Rp 1 juta sejak 1 Oktober lalu oleh IeSPA (Indonesia e-Sport Association).
"Saya itu cuma dikasih duit Rp 1 juta dari IeSPA. Itu pun sebenarnya cuma untuk latihan karena main internet di Jakarta kan mahal. Tetapi ternyata duit itu untuk makan dan transport juga. Kalau menurut saya ya kurang," kata Rizky.
"Makanya sebenarnya persiapan saya untuk di TAFISA ini ya minim banget dan tidak sempurna," keluhnya.
Kontes e-Sport sendiri diikuti 30 negara peserta ddan digelar di Ancol Beach City. Ada tiga nomor yang dipertandingkan dalam kontes game online ini yaitu game League of Legend (LOL), Counter Strike-Go (CS-Go), dan Heartstone.
Sekjen Federasi Olahraga Game Online Indonesia (IeSPA), Prana, mengatakan Indonesia baru pertama kali menjadi tuan rumah turnamen game online. Ia pun optimistis wakil Indonesia bisa memberikan hasil terbaik pada turnamen berhadiah total 37 ribu dollar AS tersebut.
"Kita gabung TAFISA diajak oleh FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia). Ada tiga nomor perlobaan di E-Sport ini, saya optimis kita bisa lolos sampai perempat final di salah satu nomor yakni CS-Go (Counter Strike-Go)," kata Prana.
Di luar dari peserta, TAFISA yang merupakan Olimpiade-nya olahraga rekreasi masyarakat dan tradisional ini juga minim penonton. Menurut pantauan detikSport, belum banyak riuh penonton yang terdengar di kawasan Ancol. Termasuk di kontes e-sport itu sendiri. (mcy/din)